PAUD UM Gelar Pelatihan Permainan Kreatif untuk Stimulasi HOTS Bagi Guru TK

Konten Media Partner
18 November 2020 11:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Usai kegiatan pelatihan dari PGPAUD UM kepada guru TK di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
zoom-in-whitePerbesar
Usai kegiatan pelatihan dari PGPAUD UM kepada guru TK di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
ADVERTISEMENT
MALANG- Tim Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Prodi PGPAUD Universitas Negeri Malang (UM), mengadakan pelatihan cipta permainan kreatif untuk stimulasi High Order Thinking Skill (HOTS) anak usia dini. Pelatihan ini digelar Sabtu (12/10) hingga Selasa (15/10) di Aula Kampus II Universitas Negeri Malang (UM), dengan peserta para guru TK di Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang.
ADVERTISEMENT
Pelatihan diberikan kepada para guru untuk mengasah keterampilan mengajar guru dalam menstimulasi HOTS dengan pendekatan yang unik dan menarik. Yakni, pendekatan tersebut berupa pembuatan dan penerapan model permainan kreatif yang diarahkan untuk memicu munculnya keterampilan berpikir tingkat tinggi pada diri anak.
Keterampilan guru menguasai konsep HOTS untuk mengajar sangat diperlukan untuk mendukung pembelajaran yang berorientasi masa depan dan menyiapkan generasi yang dapat bersaing.
Mewujudkan visi tersebut, guru harus dibekali dengan keterampilan merancang berbagai model stimulasi HOTS bagi anak usia dini. "Stimulasi HOTS melalui ragam permainan kreatif akan berdampak pada kemampuan 4C anak yang meliputi kemampuan berpikir kritis dan analitis (Critical Thinking), kemampuan berpikir kreatif (Creative Thinking), kemampuan bekerjasama (Collaborative Skills), dan kemampuan berkomunikasi (Communication Skill),” kata Wuri Astuti S.Pd, M.Pd, selaku ketua Tim Pengabdian kepada Masyarakat.
Dosen PAUD UM saat memberikan materi pelatihan.
Keempat kemampuan ini, kata Wuri, perlu distimulasi sejak usia dini agar dapat membentuk kebiasaan anak tentang berpikir dan menjalin kerjasama dan komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekitarnya.”Keterampilan tersebut dapat diberikan melalui aktivitas bermain yang menyenangkan yang di dalamnya memuat unsur pemecahan masalah dan proyek yang harus dirancang anak untuk memecahkan masalah tersebut,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Ketika anak-anak dibangun cara berpikirnya untuk bagaimana menemukan solusi yang baik untuk memecahkan masalahnya, maka akan terbentuk karakter bertanggung jawab, kegigihan, berani menyatakan pendapatnya, bagaimana menghargai orang lain dan masih banyak lagi.”Melalui pelatihan ini guru-guru PAUD dapat merubah mindsetnya tentang konsep pembelajaran yang konvensional ke arah pembelajaran yang konstruktivistik dan futuristik untuk anak usia dini sehingga relevan dengan perubahan zaman,” lanjutnya.
Tim pengabdian masyarakat PAUD UM sedang memberikan materi HOTS.
Total ada 45 guru TK se-Kecamatan Kedungkandang yang mendapat 3 materi utama dalam lima hari pelatihan. Materi itu adalah 1) Inovasi Pendidikan di Era Disruptif oleh Nur Anisa, M.Pd ; 2) High Order Thinking Skills (HOTS) pada Pendidikan Anak Usia Dini oleh I Wayan Sutama, M.Pd ; dan 3) Strategi Pengembangan HOTS melalui Pembuatan Model Permainan Kreatif oleh Wuri Astuti, M.Pd. Materi yang diberikan pun dirancang se-aplikatif mungkin sehingga guru bisa langsung mempraktekkannya. Setelah menerima materi selama dua hari, kemudian peserta pelatihan melakukan sesi diskusi, praktek materi dan ujicoba permainan yang menerapkan HOTS yang sudah dirancang hari sebelumnya dan selanjutnya bersama sama melakukan evaluasi penerapan permainan untuk stimulasi HOTS tersebut.
ADVERTISEMENT
Hasil pelatihan ini telah menunjukkan adanya peningkatan kemampuan guru peserta pelatihan dalam memahami, merancang, dan menerapkan konsep bermain kreatif untuk stimulasi HOTS anak usia dini. Hal ini dibuktikan adanya peningkatan pemahaman peserta terhadap konsep HOTS yang semula hanya 63% menjadi 96%.
Pada evaluasi kemampuan merancang permainan kreatif diperoleh skor rata-rata sebesar 77,08, artinya peserta pelatihan telah dapat memahami materi pelatihan dengan baik sehingga dapat merancang permainan yang sesuai harapan dalam kegiatan pelatihan ini. Presentase hasil pelaksanaan kegiatan pelatihan ini sebesar 97%, artinya menurut peserta kegiatan pelatihan ini telah memberikan kontribusi positif terhadap peserta dalam menambah wawasan dan pengalaman merancang dan menerapkan kegiatan bermain kreatif untuk menstimulasi HOTS anak usia dini. Dengan demikian pelaksanaan kegiatan ini menunjukkan bahwa guru mampu merancang permainan kreatif untuk menstimulasi keterampilan berpikir kritis analitis, berpikir kreatif, berkomunikasi, dan bekerjasama.
ADVERTISEMENT