Pecinta Gus Dur Gresik Berbincang Soal Tauhid

Konten Media Partner
8 Oktober 2019 11:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana diskusi oleh pecinta Gus Dur di Oase Coffe dan Literasi, Gresik. foto dokumen.
zoom-in-whitePerbesar
Suasana diskusi oleh pecinta Gus Dur di Oase Coffe dan Literasi, Gresik. foto dokumen.
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-Para pecinta Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) yang tergabung dalam komunitas Gusdurian Gresik menyelenggarakan diskusi rutin di Oase Coffe dan Literasi Gresik, Senin malam (7/10). Acara ini bekerjasama dengan forum Masyarakat Gresik Pecinta Keberagaman.
ADVERTISEMENT
Diskusi dibuka dengan memperkenalkan komunitas Gusdurian Gresik dan 9 nilai utama Gus Dur. Selain itu, pembawa acara yakni Khosi'ah juga menjelaskan bahwasannya Komunitas Gusdurian bergerak atas dasar 9 nilai utama Gus Dur dan non politik praktis. Setiap orang yang berada dan bergabung di Gusdurian ini harus memegang prinsip itu.
Gus Choirul Anwar, salah satu narasumber dalam pemaparannya menjelaskan, ketauhidan bersumber dari keimanan kepada Allah sebagai yang maha ada, satu-satunya dzat hakiki yang maha cinta kasih, yang disebut dengan berbagai nama.”Ketauhidan didapatkan lebih dari sekadar diucapkan dan dihafalkan, tetapi juga disaksikan dan disingkapkan. Ketauhidan menghujamkan kesadaran terdalam bahwa dia adalah sumber dari segala sumber dan rahmat kehidupan di jagad raya,” kata Choirul.
ADVERTISEMENT
Pandangan ketauhidan menjadi poros nilai-nilai ideal yang diperjuangkan Gus Dur melampaui kelembagaan dan birokrasi agama. Ketauhidan yang bersifat ilahi itu diwujudkan dalam perilaku dan perjuangan sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan dalam menegakkan nilai-nilai kemanusiaan.
Narasumber kedua, Al Muiz Liddinillah meninjau Gus Dur dan Indonesia dari nilai-nilai Islam. Di mana Islam adalah agama yang relevan di setiap zaman dan tempat.
"Gus Dur dalam artikelnya menjelaskan bahwa Islam tidak pernah menjelasakan konsep negara secara definitif. Nabi Muhammad tidak pernah menampakkan wajah politik, tapi moral," katanya.
Editor : Irham Thoriq