Pelajar yang Tusuk Begal di Malang Dikenal Pendiam di Sekolahnya

Konten Media Partner
11 September 2019 20:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolres Malang AKBP Yade Ujung saat menginterogasi ZA. Foto dokumen.
zoom-in-whitePerbesar
Kapolres Malang AKBP Yade Ujung saat menginterogasi ZA. Foto dokumen.
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID- Kabar ZA, seorang pelajar SMA yang menusuk begal hingga tewas, terdengar sampai ke telinga teman-temannya. Baik yang di sekolah maupun teman sebayanya. Mereka tidak menyangka ZA melakukan penusukan. Namun, mereka juga yakin tindakan ZA semata-mata untuk membela diri. Apalagi, setelah mengetahui detail kejadiannya.
ADVERTISEMENT
Salah satu teman ZA yang berinisial AJ mengaku cukup kaget. Dirinya sempat berkomunikasi dengan ZA usai kejadian. Saat itu ZA tiba-tiba mengirim pesan kalau terlibat masalah, namun ia tidak cerita detailnya. Setelah didesak ZA hanya mengaku baru saja menusuk orang.
"Ya malam itu dia sempat WA (pesan via WhatsApp) saya, intinya dia kena masalah. Dia juga bilang kalau bingung karena sudah menusuk orang," kata AJ.
Setelah itu nomor ZA tidak bisa lagi dihubungi. Tentu saja kabar ini membuat AJ bingung dan khawatir. Baru di hari Senin (9/9) muncul berita yang cukup viral terkait penusukan begal.
Dari situ dirinya tahu kalau ZA menjadi korban dan melakukan penusukan. Tentu saja hal itu di luar dugaannya, sebab ZA termasuk orang yang pendiam di sekolah. Bahkan, dia bukan anak yang nakal.
ADVERTISEMENT
"Tidak nakal kok anaknya, dia biasa saja. Dia juga tidak ada kemampuan bela diri, kejadian itu jelas dia terpaksa," ungkapnya.
Banyak teman yang juga memberikan dukungan untuk ZA. Mereka beranggapan ZA hanya menjadi korban. Dia bisa melakukan itu karena terpaksa. Apalagi lawannya kawanan begal. Dia juga melindungi diri dan pacarnya.
"Dia kan sama pacarnya mungkin ya membela diri. Siapa yang mau jadi korban begal," kata AJ.
Kalau untuk pisau dirinya mengaku tidak tahu. Tapi memang sempat ada pelajaran di sekolah yang butuh pisau.
"Kalau pisaunya mungkin karena dia lupa ditaruh jok. Di sekolah memang sempat ada pelajaran prakarya yang butuh pisau," katanya.
Reporter : Hafis Iqbal
ADVERTISEMENT
Editor : Irham Thoriq