Pelaku Pembunuhan di Malang Termakan Informasi Hoaks

Konten Media Partner
4 April 2019 16:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tim kepolisian dari Polres Malang Kota dalam rilis kasus pembunuhan, Kamis (4/4).
zoom-in-whitePerbesar
Tim kepolisian dari Polres Malang Kota dalam rilis kasus pembunuhan, Kamis (4/4).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - Kasus pembunuhan terhadap Suyono (34 tahun), warga Gondanglegi, di Jembatan Pasar Gadang, Kota Malang, yang dilakukan oleh 7 orang, pada Selasa (2/4), ternyata merupakan tindakan salah sasaran. Salah satu pelaku menyangka bahwa korban adalah informan polisi yang membuat saudaranya mendekam di penjara.
ADVERTISEMENT
Padahal, kenyataan terkait hal itu semua ternyata salah. Hal itu diungkapkan oleh Kasat Reskrim Polres Malang Kota (Makota), AKP Komang Yogi Arya Wiguna.
"Jadi seakan-akan korban ini adalah informan Kepolisian berasal dari informasi yang diterima pelaku di media sosialnya. Padahal ini salah sasaran termakan berita bohong tersebut," ujar Komang.
Komang menuturkan, usai mendapat informasi bohong tersebut, pelaku SW (20) dan IL (15) membawa isu tersebut ke rekan-rekannya yang mana mereka langsung terbakar emosi.
"Jadi memang salah satu keluarga otak pembunuhan ini masuk ke proses narkoba karena korban (Suyono), tapi itu tidak berdasar. Memang ada (terkait penangkapan itu), informasinya sudah bebas, dan masih didalami," ujar Komang.
Kasus tersebut melibatkan dua orang sebagai otak pembunuhan, lima orang eksekutor, dan satu orang lagi masih berstatus DPO.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Wakapolres Malang Kota (Makota), Kompol Bambang Christanto Utomo, sebelumnya mengungkapkan bahwa hal terkait itu juga merupakan hal tidak benar.
Ia menyatakan bahwa alasan pelaku takut kepada polisi dan melakukan rencana pembunuhan lantaran dimungkinkan banyak dari pelaku yang melakukan aktivitas kejahatan.
"Bisa saja para pelaku ini berasal dari anak-anak yang dari keluarga yang broken home. Yang mungkin sangat dekat dengan tindak kejahatan," ujarnya.
Reporter: Gigih Mazda
Editor: Irham Thoriq
Ilustrasi pembunuhan Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan