Pemanfaatan Waktu Luang untuk Produktivitas Diri Saat Pandemi COVID-19

Konten Media Partner
25 Juni 2020 15:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi aktivitas saat pandemi. Foto: Ben.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi aktivitas saat pandemi. Foto: Ben.
ADVERTISEMENT
Oleh: Moch Syahrul Fadillah - Anggota UKM Ikatan Qurro' dan Dakwah (IQDA) Unira Malang.
ADVERTISEMENT
Di tengah pandemi ini, semua orang dianjurkan untuk di rumah saja, yang bertujuan untuk memutus rantai penularan COVID-19. Semua ini dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga masyarakatnya dari berbagai hal yang tidak diinginkan dari adanya virus yang tengah menyebar luas. Yang penyebarannya bukan hanya di Indonesia tetapi juga menyebar ke seluruh belahan dunia.
Semua orang juga turut merasakan dampak dari adanya pandemi COVID-19 ini. Terlebih lagi pemerintah telah menerapkan program pshysical distancing yang dibuat agar masyarakat tidak membuat kerumunan. Pemerintah pun menghimbau masyarakatnya untuk melakukan semua kesibukannya di rumah saja, seperti halnya bekerja, belajar dan beribadah.
Penulis. Foto: dok.
Salah satu dampak dari pandemi ini salah satunya adalah kegiatan yang awalnya produktif untuk dilakukan di luar rumah, sekarang dipindah di dalam rumah. Tentunya itu akan membatasi ruang gerak kita, selain itu juga waktu luang kita pun semakin banyak, dengan waktu yang banyak itu seharusnya kita bisa meningkatkan produktivitas kita di masa pandemi ini. Jika berbicara tentang waktu luang, waktu luang dapat diartikan sebagai waktu dimana kita bisa melakukan hal yang kita suka dan merujuk kepada kegiatan yang bersifat santai dan menyenangkan. Waktu luang juga bisa berarti sebuah kesempatan yang tersedia untuk Anda disela-sela kesibukan pekerjaan Anda.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Brainly, negara barat mempunyai definisi sendiri mengenai waktu luang yaitu waktu bebas Anda yang tersisa dari 24 jam setelah dikurangi oleh kegiatan penting sehari-hari termasuk tidur. Sedangkan menurut artikel yang ditulis oleh Al Zastrouw di website Nahdlatul Ulama yaitu nu.or.id, waktu itu seperti air yang mengalir. Dia hanya sekali menyentuh dan melewati suatu permukaan, setelah itu dia akan berlalu, berjalan untuk menyentuh permukaan lainnya.  Seperti air mengalir, waktu hanya datang sekali dalam setiap episode kehidupan, setelah itu akan lewat dan berlalu meninggalkan kekinian menuju masa depan. Tak ada yang bisa menghentikannya, dia akan terus berjalan menuju garis takdir kehidupan. Sebongkah batu tak pernah peduli pada air yang melewati dan menyentuh permukaannya. Air itu dibiarkan berlalu begitu saja, menempel sebentar dan membuat permukaan jadi basah. Ya, hanya di permukaan. Ketika air berlalu maka permukaan batu itu akan  kembali kering, tanpa bekas apa pun.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan batu, pohon tidak pernah membiarkan aliran air yang menyentunya berlalu begitu saja. Air yang mengalir dan menyentuhnya akan dimasukkan dalam pori-pori, diserap oleh akar dialirkan dalam batang, ranting dan daun. Diproses dan dimasak untuk pertumbuhan dirinya, hingga menjadi daun yang rimbun dan buah yang bermanfaat untuk kehidupan. Inilah ayat kauniyah yang bisa menjadi cermin kehidupan. Jika waktu ibarat air maka sikap manusia terhadap waktu bisa diibaratkan batu dan pohon. Manusia yang bijak, yang cerdas dan alim tak akan pernah membiarkan waktu berlalu dan menyia-nyiakan begitu saja. Dia akan menyerap setiap waktu yang menghampirinya, memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mengembangkan diri agar kehidupannya bisa bermanfaat bagi orang lain.
Dari definisi dan deskripsi mengenai waktu di atas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa waktu itu sangatlah penting serta jangan sampai disia-siakan dengan hal yang tidak bermanfaat, kita harus bisa menjadi seperti pohon yang pengibaratannya bisa menyerap (memanfaatkan) waktu itu sendiri menjadi hal yang bermanfaat. Jika kita membiarkannya maka waktu itu akan lewat mengalir begitu saja ibarat air dan itu sama saja menyia-nyiakan nikmat Alloh, Sebagaimana disebutkan dalam salah satu hadits Nabi, "Dua kenikmatan kebanyakan manusia tertipu pada keduanya yaitu kesehatan dan waktu luang." (HR Bukhari).
ADVERTISEMENT
Pertanyaannya sekarang, bagaimana waktu luang itu menjadikan kita lebih produktif? Disini ada beberapa hal yang harus kita lakukan untuk mencapai produktif itu.
Jika ingin produktif maka kita harus membuat agenda keseharian dalam seminggu atau sebulan, tujuannya untuk mengontrol hal/target apa saja yang telah dicapai dalam keseharian itu. Tentunya target tersebut harus bermanfaat ya.
Cobalah memberi waktu untuk diri sendiri. Lakukanlah sesuatu yang menurut kita positif dan minimal menghasilkan manfaat untuk diri kita sendiri, misalnya bisa dengan membaca buku atau kita bisa melakukan hobi yang kita sukai, yang mana itu nilainya juga bermanfaat.
Dan itu semua kembali pada diri kita sendiri mengenai produktivitas dari waktu luang, apakah kita mau menjadi pohon yang menyerap air yang tujuannya dimasak serta diproses untuk pertumbuhannya atau hanya menjadi sebuah batu yang dimana hanya membiarkan air itu lewat begitu saja dan melewatinya?(*)
ADVERTISEMENT