Pemkot Kediri Ajak Mahasiswa Indonesia Turun Tangan Berdayakan Masyarakat

Konten Media Partner
24 Juni 2021 10:52 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical

Wali Kota Kediri Mengejawantahkan Kurikulum Merdeka Belajar dalam Program Magang Merdeka

Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, saat memberikan penjelasan tentang Prodamas Scale Up di Ditjen Dikti, Kemendikbudristek RI.
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, saat memberikan penjelasan tentang Prodamas Scale Up di Ditjen Dikti, Kemendikbudristek RI.
ADVERTISEMENT
Tak hanya urun angan, Pemerintah Kota Kediri membuka pintu untuk mahasiswa di Indonesia untuk turun tangan dalam memberdayakan masyarakat. Pemkot Kediri mengejawantahkan kurikulum merdeka merdeka belajar Kemendibudristek RI tak sekadar menjadi gagasan, tapi berhasil menjadi mitra Program Magang Merdeka dalam Scale Up Prodamas. Tidak hanya Pemerintah Kota Kediri, program Magang Merdeka ini juga menggandeng berbagai perusahaan besar yang ada di Indonesia. Diantaranya, Indosat Ooredoo, Bank Syariah Indonesia (BSI), Shopee, dan Kalbe.
ADVERTISEMENT
Kredo idealisme mahasiswa tentang agent of change dan social control diterjermahkan Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, sebagai upaya nyata mass empowerment atau pemberdayaan masyarakat di Kota Kediri.
“Ini program bottom up, artinya dari warga Kota Kediri melalui Prodamas. Jadi memang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kami ingin mahasiswa untuk belajar langsung menjadi bagian dalam pemberdayaan itu,” ungkap Mas Abu, sapaan Wali Kota Kediri.
Mas Abu melihat bahwa permasalahan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat membutuhkan imu terapan dari mahasiswa. Potensi ini, kata Mas Abu, perlu diperhatikan sebagai sinergitas antara pemerintah daerah dengan stakeholder pengampu bidang pendidikan, yakni Kemendikbudristek RI.
Pemberdayaan yang berkelanjutan menjadi prinsip utama Mas Abu dalam Program Pemberdayaan Masyarakat (Prodamas) Kota Kediri. Apalagi ada 1478 rukun tetangga (RT) yang menjadi obyek pembangunan. Apalagi wilayah urban seperti Kota Kediri, wilayah terkecil RT merupakan sasaran pertama membangun kesadaran untuk mewujudkan konsep pemberdayaan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam Magang Merdeka ini kebutuhan Scale Up Prodamas adalah Analis Kependidikan dan Kepemudaan Daerah, Analis Sosial Pemerintah, Perencanaan Infrastruktur Kota, Pengembang Website Prodamas, serta Data Analist. Mahasiswa yang dapat bergabung dari Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, Ilmu Sospolbud, Teknik Perencanaan Wilayah Kota, Teknik Lngkungan, Teknik Sipil, Statistika, Teknik Informatika serta program studi lain yang setara. Program ini tentunya memiliki daya tarik. Yakni, living lab berbasis nyata di daerah, kerjasama multi disiplin ilmu, implementasi teknik design thinking, dan program magang yang dinamis.
Materi Prodamas Scale Up dari Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar.

Konsep Merdeka Belajar Ki Hajar Dewantara di Mata Wali Kota Kediri

Imajinasi Abdullah Abu Bakar, Wali Kota Kediri, dalam Program Magang Merdeka dari Kemendikbudristek RI merupakan upaya pengejawantahan Konsep Merdeka Belajar dari Bapak Pendidikan Indonesia yakni Ki Hajar Dewantara. Tentu, sebagai wali kota tak bisa lepas dari sejarah pendidikan nasional dalam membangun daerah.
ADVERTISEMENT
“Proses pendidikan untuk memberdayakan masyarakat, dan mahasiswa sebagai agen perubahan bisa terjun langsung,” terangnya.
Saat diwawancarai di Command Center Pemkot Kediri, Rabu (23/6), mata Mas Abu menatap ke langit-langit ruangan. Jari telunjuknya beberapa kali mengetuk meja dengan lirih. Ia tidak menyangka sudah ada 253 mahasiswa di seluruh Indonesia yang mendaftar program Magang Merdeka tersebut. Padahal, program ini baru tiga hari dibuka.
“Antusiasme mahasiswa begitu tinggi dalam program ini,” kata pria berbatik cokelat hitam ini.
Sebelumnya, Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, berkesempatan menjelaskan mengenai Scale Up Prodamas dalam Merdeka Magang di Kota Kediri pada diskusi Festival Kampus Merdeka Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Rabu (23/6) melalui kanal youtube Ditjen Dikti.
ADVERTISEMENT
Dalam pelaksanaan program Magang Merdeka, Mas Abu menjelaskan bahwa hanya ada 50 mahasiswa yang terpilih dan mendapatkan uang saku dari Kemendikbudristek. Bahkan, program ini juga akan menggantikan 20 SKS matakuliah dalam perkuliahan mahasiswa.
Setidaknya, program ini akan mempunyai timbal balik bagi mahasiswa dan Pemkot Kediri. Bagi mahasiswa, terang Mas Abu, akan mendapatkan banyak pengalaman untuk melakukan praktik lapangan pemberdayaan sebagai langkah konkret menerapkan dan menguji teori di kampus. Sedangkan bagi Pemkot akan mendapatkan masukan dalam mengawal program pmeberdayaan masyarakat yang dapat berkelanjutan.
Mas Abu menyebut kegiatan ini sebagai Living Laboratorium, persis dengan gambaran seorang filsuf pendidikan, Paulo Freire yang pernah mengutarakan dengan konsep “Problem-Posing Education”. Yakni, mahasiswa akan mengetahui langsung pembangunan dan pemberdayaan masyarakat.
ADVERTISEMENT

Pesan Mas Abu untuk Mahasiswa dalam Program Magang Merdeka

Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, saat memberikan pesan untuk mahasiswa yang mendaftar program magang merdeka Kemendikbudristek RI.
Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, memperkenalkan Prodamas di Kota Kediri. Prodamas yang sudah berjalan selama enam tahun ini bersifat bottom up dan untuk mempercepat pembangunan Kota Kediri. Prodamas ini mencakup infrastruktur, ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan kepemudaan. “Program ini menjadi kunci sukses pembangunan daerah dan dapat mencakup permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat. Dari program yang berjalan lebih dari enam tahun ini muncul beberapa problem baru. Nah problem itu yang akan dipecahkan Pemerintah Kota Kediri dalam program Magang Merdeka ini,” ujarnya.
Selanjutnya, Wali Kota Kediri mengingatkan agar mahasiswa di seluruh Indonesia benar-benar memanfaatkan program Magang Merdeka dengan sebaik-baiknya. Mahasiwa yang mengikuti program Magang Merdeka di Kota Kediri ini dapat mempelajari tentang pemerintahan dan bagaimana permasalahan yang ada di masyarakat serta program-program yang dibuat untuk menyelesaikan permasalahan di masyarakat. Nanti apa yang dipelajari ini dapat disebarkan ke daerah masing-masing. “Ini program magang yang luar biasa dan ini kesempatan emas. Selain kita mempelajari kita juga tahu masyarakat ini butuhnya apa dan masyarakat kita ini berpikirnya sejauh apa. Lalu harapan masyarakat ke pemerintah seperti apa. Jadi paling tidak kita bisa memberikan kemanfaatan ilmu kita kepada masyarakat. Selain kita memperlajari apa yang ada di masyarakat. Manfaatkan ini saya ingin melihat negara kita tidak hanya berkembang namun menjadi negara maju,” pungkasnya. (*)
ADVERTISEMENT