Pemkot Malang Bangun Literasi dan Kreasi Digital di Bumi Arema

Konten Media Partner
10 Juni 2021 18:51 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji (kedua kiri); saat meresmikan malam penganugerahan AIKID 2019 (sebelum pandemi) didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr Emil Elastio Dardak (tengah); Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika (kedua kanan); Wakil Wali Kota Malang, Ir H Sofyan Edi Jarwoko (kanan); dan eks Kapolres Malang Kota, AKBP Dony Alexander (kiri); di Hotel Savana Kota Malang. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji (kedua kiri); saat meresmikan malam penganugerahan AIKID 2019 (sebelum pandemi) didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur, Dr Emil Elastio Dardak (tengah); Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika (kedua kanan); Wakil Wali Kota Malang, Ir H Sofyan Edi Jarwoko (kanan); dan eks Kapolres Malang Kota, AKBP Dony Alexander (kiri); di Hotel Savana Kota Malang. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji, memiliki perhatian serius terhadap perkembangan digital dan pengaruhnya terhadap birokrasi maupun perilaku dan interaksi masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dia memberikan istilah tentang dunia maya saat ini, yakni ‘kita kumpul, tapi tidak kumpul’.
Dia mencermati maraknya dekadensi moral saat ini. Dimana kemajuan teknologi informasi bisa menjauhkan sesama jika sering disalahgunakan untuk menebar kebencian, mengumbar aib orang lain, dan menyampaikan kebohongan.
ads
Selain itu, soal kasus jeratan pinjaman online (pinjol) yang tentu tidak terlepas dari masih lemahnya literasi keuangan masyarakat di era digital.
“Hal-hal negatif tersebut harus terus menerus tanpa kenal lelah dilawan dengan siar kebaikan. Maka kunci dari kemampuan menyiarkan kebaikan tentu adalah mendorong budaya membaca, membangun literasi dan kreasi, berdialog dan membangun komunikasi yang apik ditataran birokrasi mapun masyarakat umum,” ujar Wali Kota Malang, Sutiaji.
Di Kota Malang, kata dia, Pemkot Malang melalui Dinas Komunikasi dan Informatika, sejak tahun 2014 silam sudah menggelar Anugerah Inovasi dan Kreativitas Informasi Digital (AIKID). Tujuannya adalah untuk memberikan literasi digital kepada admin media sosial dan website di perangkat daerah Kota Malang.
ADVERTISEMENT
“Saat ini telah memasuki edisi keenam pada tahun 2021. Semoga terus berevolusi, tidak hanya sebuah lomba melainkan menjadi salah satu platform membangun literasi digital,” ujar Sutiaji.
Secara bertahap, website dan media sosial dari 111 peserta AIKID yang meliputi perangkat daerah, rumah sakit umum daerah (RSUD), kelurahan, badan publik, dan puskesmas di lingkungan Pemerintah Kota Malang terus dibenahi agar menyuguhkan informasi yang bermanfaat, membangun karakter masyarakat bermartabat, serta makin komunikatif melayani tuntutan masyarakat.
Sementara untuk para juri AIKID, diambil dari berbagai latar belakang profesi. Meliputi aspek tata kelola teknologi informasi dan komunikasi (TIK), seperti kebijakan, rencana kerja yang berkaitan dengan pengelolaan TIK, website, dan media komunikasi organisasi, infrastruktur yang mencakup software, hardware, dan sumber daya manusia (SDM), serta standar operasional prosedur (SOP).
ADVERTISEMENT
“Aktivitas website dan media sosial yang meliputi fitur, layanan seperti frekuensi update dan kelengkapan informasi, inovasi dalam pemanfaatan multimedia, keragaman akses dan media sosial, estetika desain media dan layouting website serta interaktif chating dan respons admin,” sambungnya.
Paparan kepala perangkat atau unit kerja, lanjutnya, akan menjelaskan kondisi pengelolaan TIK di unit kerja, komitmen dalam pengolahan TIK serta kejelasan dalam memaparkan materi dan ketepatan waktu.
Selain AIKID, Pemkot Malang mulai tahun ini juga menggelar ajang lomba pelayanan terhadap pengaduan masyarakat, menumbuhkan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) serta berencana mengaktifkan kembali Relawan TIK sebagai motor mitra membangun literasi dari masyarakat.
“KIM dan Relawan TIK diproyeksikan bersinergi pula dengan platform gerakan pandu digital yang digagas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dan menawarkan berbagai skema penguatan kapasitas termasuk optimasi digital marketing,” tutur Sutiaji.
ADVERTISEMENT
Mengarungi Arus Digitalisasi
Digital marketing memang sebuah tren masa kini yang menunjukkan besarnya peluang yang dihadirkan kemajuan teknologi jika dimanfaatkan dengan tepat. Terkait hal ini pun, Sutiaji dalam berbagai kesempatan terus mendorong usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Malang agar semakin cerdas memanfaatkan platform e-commerce sebagai bagian solusi ketangguhan ekonomi di masa pandemi COVID-19 dan disrupsi.
“Pelatihan demi pelatihan terus digelar, di antaranya Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) maupun di tingkat kecamatan dan kelurahan, hingga Tim Penggerak PKK Kota Malang dengan berbagai tema mulai branding, packaging, fotografi produk, hingga teknik pemasaran menggunakan beragam platform media sosial. Malang itu kreatif dan harus kreatif,” tegas Sutiaji.
Potret Literasi Digital Masyarakat Indonesia
ADVERTISEMENT
Sementara itu, belum lama ini Kemenkominfo bersama Siberkreasi dan Katadata merilis hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional 2020. Berdasarkan pengukuran di 34 provinsi di Indonesia, responden menyatakan bahwa akses internet semakin cepat, terjangkau, dan tersebar sampai ke pelosok.
Sebagian besar masyarakat juga menggunakan internet ini untuk berkomunikasi melalui pesan singkat, melakukan aktivitas di media sosial, serta menonton video secara online. Potret penggunaan ruang digital belum tuntas jika belum mengetahui potret literasi digital. Secara nasional, indeks literasi digital di Indonesia masih berada pada level ‘sedang’.
Juru Bicara Kemenkominfo, Dedi Permadi, menyatakan ada tiga aspek penting yang perlu diperhatikan dalam literasi digital di Indonesia. Pertama, ruang digital semakin intensif dipakai oleh masyarakat Indonesia. Kedua, ada tantangan yang sampai saat ini semakin besar apalagi di tengah pandemi COVID-19. Ketiga, di balik tantangan tersebut ada peluang potensi yang tidak kalah besar.
ADVERTISEMENT
Mengutip hasil survei APJII, ada 196,71 juta pengguna internet di Indonesia atau sekitar 73,7 persen dari total penduduk. Hal ini menunjukkan ada lompatan pengguna internet dan media sosial di Indonesia.
Melalui Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, pemerintah menargetkan 50 juta masyarakat mendapatkan materi dan mengikuti kurikulum literasi digital. Literasi digital mempercepat transformasi digital. Kemkominfo berperan dalam mendorong digitalisasi pada semua sektor (ekonomi, bisnis, dan pemerintahan). Setidaknya ada lima pilar, yaitu digital content/lifestyle, digital parenting, digital economy, digital society, digital governance.(ads)