Pemkot Malang Siapkan Roadmap Ekraf pada Gelar Rembuk Ekonomi Kreatif

Konten Media Partner
27 Juli 2022 16:49 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasama Rembuk Ekonomi Kreatif. Foto / Feni Yusnia
zoom-in-whitePerbesar
Suasama Rembuk Ekonomi Kreatif. Foto / Feni Yusnia
ADVERTISEMENT
MALANG - Roadmap ekonomi kreatif (ekraf) Kota Malang terus disusun dan dipersiapkan dengan matang. Hal ini ditandai dengan diselenggarakannya forum diskusi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda), di Ijen Suites Resort and Convention, Rabu (27/7/2022).
ADVERTISEMENT
Kegiatan tersebut melibatkan akademisi, pelaku usaha, pelaku ekraf, pemerintah daerah hingga unsur perbankan.
Dengan tema "Rembuk Ekonomi Kreatif #2" bertajuk Sub Kegiatan Pelaksanaan Monitoring daan Evaluasi Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Perangkat Daerah Bidang Perekonomian Tahun Anggaran 2022.
Hadir dalam kegiatan itu yakni Wali Kota Malang Sutiaji; Kepala Bappeda Dwi Rahayu; Kepala Otoritas Jasa keuangan (OJK) Perwakilan Malang Sugiarto Kasmuri; Perwakilan Jawa Timur Information Technology Creative (JITC) Malang Elang Baskoro; dan perwakilan Komite Ekonomi Kreatif (KEK) Kota Malang Dadik Wahyu Chang.
Dari kiri; Kepala Bappeda Dwi Rahayu; Wali Kota Malang Sutiaji; Kepala Otoritas Jasa keuangan (OJK) Perwakilan Malang Sugiarto Kasmuri; Perwakilan Jawa Timur Information Technology Creative (JITC) Malang Elang Baskoro. Foto / Feni Yusnia
Sutiaji mengatakan, bahwa Kota Malang menjadi salah satu kota yang memiliki kepastian roadmap dalam pemantapan ekonomi kreatif (ekraf). Hal ini sejalan dengan misi kedua Wali Kota dan Wakil Walikota Malang dalam visi Kota Malang Bermartabat 2018-2022.
ADVERTISEMENT
"Satu-satunya yang punya roadmap yang sudah jadi adalah Kota Malang. Karena sudah tertuang di visi misi dan sudah jelas," ujarnya.
Menurut Sutiaji, dari yang semua ada 16, kini Kota Malang sudah memiliki 17 sub sektor ekraf. Sehingga melalui forum ini diharapkannya dapat menggeliatkan daya saing ekraf secara global.
"Sesuai dengan misi kami yang kedua yakni mewujudkan kota produktif dan berdaya saing berbasis ekraf berkelanjutan dan keterpaduan. Jadi dalam forum ini bagaimana agar 17 sub sektor kita bisa bersaing ke arah global. Maka, ayo kolaborasi mengakselerasi pembangunan kota malang," tukas Sutiaji.
Kolaborasi pentahelix dalam Suasama Rembuk Ekonomi Kreatif. Foto / Feni Yusnia
Sementara itu, Dwi Rahayu menambahkan jika acara ini dikemas dalam forum diskusi. Dimana masing-masing stakeholder diberi kesempatan untuk memberikan saran, usulan dan masukan.
ADVERTISEMENT
"Kemudian saran, masukan dan usulan tersebut disajikan bahan untuk membuat program kegiatan dan upaya lain dalam rangka mengembangkan ekraf serta menjadi masukan untuk perkembangan ekraf yang akan datang," sambungnya .
Perempuan berkacamata ini juga menyebut bahwa Kota Malang telah membentuk Komite Ekonomi Kreatif (KEK) sesuai dengan keputusan Wali Kota Malang.
Dalam hal ini, KEK berperan untuk memberikan masukan dalam merumuskan kebijakan, pengembangan ekraf serta melakukan penguatan jaringan kerja dan komunikasi. Tak hanya untuk lingkup kota malang, namun nasional hingga internasional.
"Sangat dibutuhkan kolaborasi heksahelix yaitu antara akademisi pelaku usaha, pelaku ekraf, Pemerintah kota malang, media massa, yang diharapkan tercipta dalam ekonomi kreatif demi memajukan ekraf di Kota Malang," paparnya.
Senada, Perencana Muda Ekonomi Bidang Sub Koordinator Ekonomi dan Keuangan Bappeda Kota Malang Agung H Buana menjelaskan, kegiatan ini untuk menyerap aspirasi masyarakat setiap tahun.
ADVERTISEMENT
Terlebih, perlu ada kegiatan yang bersifat kolaboratif untuk pengembangan ekraf lima tahun kedepan sesuai dengan Perwal tahun 2018-2022 yang akan segera selesai, dan dilanjutkan dengan pengembangan ekraf 2022-2027.
Suasama Rembuk Ekonomi Kreatif. Foto / Feni Yusnia
Baik infrastruktur, pemasaran, hingga pengembangan kelembagaan. "Karena di tahun kemarin lebih fokus ke game dan aplikasi. Kemudian sub sektor kuliner dan film video animasi ini juga akan kami teruskan," terang dia
Sugiarto Kasmuri, salah satu pemateri memaparkan tentang dukungan pembiayaan dan alternatif pendanaan pada sektor ekonomi.
Dalam paparannya, kata Sugiarto, pembiayaan UMKM Kota Malang baru terserap 37,5 persen dari total porsi yang ditargetkan pada 2024. Angka tersebut relatif kecil dari pada yang diperkirakan yakni lebih dari 60 persen.
Sugiarto juga memberikan alternatif sumber pembiayaan yang bisa didapatkan oleh UMKM. Salah satunya, skema KUR melalui perbankan. Kemudian, fintech (financial technology) hingga securities crowdfunding (SCF). "Namun untuk menjadi sumber pembiayaan Fintech, harus mencari yang legal dan lebih berhati-hati," tukas dia.
ADVERTISEMENT