Pesan Cinta dari Teater Embun

Konten Media Partner
15 April 2019 13:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampilan teater embun di Gedung Kesenian Gajayana, minggu malam (14/4).(foto: Rino Hayyu S/Tugu Malang).
zoom-in-whitePerbesar
Penampilan teater embun di Gedung Kesenian Gajayana, minggu malam (14/4).(foto: Rino Hayyu S/Tugu Malang).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-”Tuhan izinkan aku melihat tetes hujan terakhir di Bulan Desember,” kata Jingga. Penggalan kalimat ini merupakan ucapan dari Jingga kepada Bulan, saudaranya dalam pentas teater embun berjudul Jingga Bulan Desember di Gedung Kesenian Gajayana, Minggu malam (14/4).
ADVERTISEMENT
Pementasan ini menceritakan bagaimana Jingga dan bulan adalah seorang saudara yang terpisahkan. Pada suatu ketika Jingga mengalami kecelakaan. Dari kejadian ini yang mengakibatkan kebutaan permanen sehingga impiannya melihat tetes hujan terakhir di bulan Desember itu kandas. Jingga pun menjadi benci dengan semua yang berbau hujan. Termasuk saudaranya, Bulan. Hingga pada akhirnya ia tersadar bahwa tetes terakhir yang ia tunggu itu adalah kepergian Bulan, saudaranya pada akhir Desember dan kembali lagi Desember berikutnya.
"Ini pesan cinta kami untuk saudara, kami kemas dalam teater," ungkap pembina Teater Embun SMKN 3 Kota Malang Izzul Mutho kepada Tugumalang.id.
Penampilan teater embun di Gedung Kesenian Gajayana, minggu malam (14/4).(foto: Rino Hayyu S/Tugu Malang).
Menurutnya, pementasan ini bagian dari misinya dalam mentransformasikan karya kegiatan ekstrakulikuler dengan menyelipkan pesan tentang persahabatan dan persaudaraan. Izzul menilai anak-anak yang dibinanya itu berhasil menyampaikan pesan moral jika saat ini anak-anak lebih individualistis. Sehingga, penyampaian pesan tentang mempererat budaya saling menyayangi perlu ditingkatkan."Mari saling mencintai, karena dengan begini anak-anak akan belajar menerima satu sama lain," ungkap guru Bahasa Indonesia ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kemarin ia juga melaunching buku berjudul Petak Umpet Mbah Kakung. Buku ini ternyata merupakan kumpulan naskah drama yang pernah dimainkan oleh Teater Embun dalam tiga tahun terakhir.
Izzul berharap dengan adanya buku ini bisa mendongkrak semangat para siswanya untuk lebih berkarya lagi. Baik dalam membuat naskah drama maupun seni pertunjukan yang ada dalam teater lainnya.
Reporter : Rino Hayyu S
Editor : Irham Thoriq