Potret Miris Ponpes di Kediri: Santri Biasa Tidur di Lantai Tanpa Alas

Konten Media Partner
27 September 2019 18:31 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Pondok Pesantren Anak-Anak Ishlah Dlodo di Kabupaten Kediri. foto: rino hayyu s/tugumalangid
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pondok Pesantren Anak-Anak Ishlah Dlodo di Kabupaten Kediri. foto: rino hayyu s/tugumalangid
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
TUGUMALANG.ID - Video kondisi Pondok Pesantren (Ponpes) Anak-Anak Ishlah Dlopo di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, sempat viral beberapa waktu lalu di Twitter. Dalam video itu, tampak anak-anak berusia sekitar 5 tahun tidur di lantai tanpa mengenakan alas.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, video yang diunggah akun Twitter @ricky_hf itu kini sudah dihapus. Untuk mengetahui kebenaran video itu, wartawan tugumalang.id berkunjung ke pesantren itu pada awal pekan lalu.
Pengurus ponpes menunjukkan kondisi ponpesnya. Foto: Tugu Malang
Saiful Huda, salah seorang pengurus pesantren, membenarkan ihwal di video tersebut. "Ya memang begitu, tapi kami ingin terus merawat mereka (santri--red)," ucap pria yang akrab disapa Gus Saiful ini.
Suasana Pondok Pesantren Anak-Anak Ishlah Dlodo di Kabupaten Kediri. Bangunannya tampak sederhana. foto: rino hayyu s/tugumalangid
Ia menambahkan, ada 60 santri yang diurusnya di ponpes itu. 80 persen di antara santri-santri itu merupakan anak-anak yang dititipkan oleh keluarganya masing-masing. Tak pelak, pengurus ponpes harus berjuang menghidupi mereka.
Meski begitu, Gus Saiful enggan ponpesnya disebut panti asuhan. Sebab hal itu, menurutnya, akan menyakiti hati para santri. Sebab, istilah panti asuhan lekat dengan tempat untuk anak telantar yang tidak punya orang tua.
ADVERTISEMENT
"Disebut ponpes, mereka tahunya, ya, di sini nyantri," imbuhnya. Walau begitu, faktanya, banyak keluarga dari santri itu yang tidak pernah menjenguk mereka.
Suasana Pondok Pesantren Anak-Anak Ishlah Dlodo di Kabupaten Kediri. foto: rino hayyu s/tugumalangid
Rata-rata, lanjut Gus Saiful, latar belakang keluarga mereka memang tidak beruntung. Bisa dikatakan kurang sejahtera, baik sosial maupun ekonomi.
tugumalang.id ke sana bertepatan dengan waktu para santri baru selesai melaksanakan salat asar berjemaah. Setelah salat, mereka lantas membaca Surat Yasin.
Setelah itu, mereka berjalan ke masjid sekitar ponpes untuk menunggu waktu salat magrib. Tak hanya itu, sambil menunggu salat magrib, anak-anak tersebut disilakan makan makanan yang sudah disiapkan pengurus.
Fasilitas ponpes seadanya. Foto: Tugu Malang
Kini, keinginan Gus Saiful ialah membangun taman bermain di belakang ponpesnya. Sebab, banyak santrinya yang masih kecil, seusia siswa Taman Kanak-Kanak. Akan tetapi, hal itu baru sebatas angan.
Ads.
"Kami terbuka menerima bantuan, tetapi kami harap bisa membantu mewujudkan membangun taman itu, sama kebutuhan sehari-hari mereka," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Rino Hayyu S
Editor: Irham Thoriq