Potret Pluralisme Acara Cap Go Meh di Klenteng Eng An Kiong, Malang

Konten Media Partner
9 Februari 2020 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Perayaan cap go meh di Klenteng Eng An Kiong, Kota Malang. Foto : Nezthy Sato.
MALANG-Perayaan Cap Go Meh yang menandai hari ke-15 atau hari terakhir perayaan tahun baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia, juga dirayakan di Klenteng Eng An Kiong, Jalan Martadinata, Kota Lama Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Sabtu malam (8/2/2020).
ADVERTISEMENT
Perayaan Cap Go Meh dimeriahkan oleh penampilan barongsai dan juga pembagian angpau serta makanan gratis sebanyak 5000 porsi. Umat agama lintas Agama terlihat ikut merayakan acara ini.
Ike, salah satu pengunjung beragama Islam mengatakan, perayaan ini cukup meriah. Dia mengaku senang karena bisa ikut merayakan budaya yang unik. Apalagi, makanan yang dibagikan dijamin halal oleh pihak Klenteng.
"Acara-nya cukup meriah dan senang juga karena merupakan budaya yang unik. Saya muslim tapi saya sangat senang karena bisa berpartisipasi dalam acara tersebut," katanya.
Salah satu orang asli Tionghoa Toni mengatakan arti Barongsai merupakan binatang langit yang bertujuan untuk mengusir hawa-hawa negatif atau roh jahat.
Salah seorang Muslimah yang hadir dalam.perayaan Cap Go Meh di Klenteng Eng An Kiong. Foto : Nezthy Sato.
"Barongsai merupakan hewan langit yang dipercaya dapat mengusir hawa-hawa negatif atau roh jahat yang dimainkan oleh sepuluh orang tergantung panjang-nya kostum dan Lion yang dimainkan oleh dua orang," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Toni juga mengatakan Cap Go Meh yang merupakan acara dua Minggu setelah Imlek mempunyai arti Cap: Sepuluh (10),Go: Lima (5), Meh: Malam Jadi, Cap Go Meh adalah hari terakhir dari masa perayaan tahun baru Imlek.
Cap Go Meh juga berbeda dengan Imlek jika Imlek dirayakan dengan sembahyang di kelenteng untuk doa keselamatan dan keberkahan. Sedangkan Cap Go Meh orang-orang membawa persembahan berupa kue keranjang dan melakukan sembahyang untuk mengucap sukur dan mohon keselamatan
Perayaan Cap Go Meh juga dihiasi dengan banyak lampion karena Cap Go Meh merupakan Festival lampion di Asia Tenggara dan hari Valentine Tionghoa.
Hal senada juga disampaikan Salah satu pengunjung asli Tionghoa bernama Ayeng. Dia mengatakan bahwa perayaan ini terbuka untuk siapa pun dan tidak pernah menolak siapa pun.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak pernah menolak siapa pun untuk sembahyang nadi siapa pun yang hadir di tempat sembahyang itu karena mereka pun ingin sembahyang tanpa mengenal ras, budaya,maupun agama-agama," ungkapnya.
Pemuda Tionghoa tersebut juga menambahkan bahwa hari Imlek merupakan rasa bersyukur dan berterimakasih atas berlimpahnya hasil panen di Negara Cina sendiri.
"Jadi, hari Imlek merupakan perayaan sukur atas hasil panen yang berlimpah di Cina dan dijadikan tradisi," pungkasnya.
Reporter : Nezthy Sato