ProPS Google Partner Jawab Produksi Artikel untuk Menaikkan Peringkat Google

Konten Media Partner
1 Juli 2021 12:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ProPS Google Partner, Ilona Juwita, sebagai pemateri dalam Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 2 yang digagas oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) dan PT Paragon Technology and Innovation.
zoom-in-whitePerbesar
ProPS Google Partner, Ilona Juwita, sebagai pemateri dalam Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 2 yang digagas oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) dan PT Paragon Technology and Innovation.
ADVERTISEMENT
MALANG - Fellowship Jurnalisme Pendidikan Batch 2 yang digagas oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP) dan PT Paragon Technology and Innovation kali ini mendatangkan ProPS Google Partner, Ilona Juwita, sebagai pemateri untuk menjelaskan kiat menulis berita online yang ramah mesin pencari internet.
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan tersebut Ilona juga menjawab pertanyaan dari CEO Tugu Media, Irham Thoriq, terkait apakah mitos untuk meningkatkan peringkatnya di mesin pencarian google adalah dengan memproduksi 90 artikel dalam sehari.
"Secara logika, jika kita memproduksi berita dengan kuantitas yang berlebih dan dengan kualitas yang baik sesuai aturan SEO yang pasti akan menjadi indikator utama bagaimana konten kita mendapatkan peringkat yang lebih tinggi. Tapi saat kita melihat konten yang hardnews sama evergreen, tidak mungkin memproduksi 90 konten evergreen dalam sehari karena perlu riset hingga analisis yang tidak akan semudah membuat konten lainnya," jawabnya di depan para audiens melalui aplikasi Zoom Meeting pada Kamis (01/06/2021).
Ilona menjelaskan, ketika bulan Desember lalu Google merubah algoritmanya, banyak media-media yang terdampak sehingga traffic-nya menurun.
ADVERTISEMENT
"Lalu kenapa media-media ini traffic-nya turun? Ini praktis karena mereka tidak memproduksi konten-konten berkualitas," bebernya.
"Kualitas ini didasarkan pada relevansi, jadi kalau memproduksi konten yang sifatnya gado-gado, misalnya websitenya memiliki fokus di konten teknologi tapi ada juga konten soal resep makanan atau fashion untuk mengincar trending. Karena google melihat salah satu tolak ukur adalah relevansi maka website yang sifatnya gado-gado itu pasti kena dampak ketika adanya perubahan algoritma," sambungnya.
Selain itu, Ilona juga menjawab dari sudut pandang dari forum-forum SEO untuk mensiasati perubahan algoritma Google.
"Lalu ketika forum SEO digali lebih lanjut untuk mensiasati algoritma google, akhirnya dikembalikan ke praktik-praktik umumnya. Tetap yang harus diproduksi adalah konten berkualitas yang memiliki relevansi yang tinggi antar satu konten dengan lainnya. Tapi tidak menutup kemungkinan elemen-elemen yang lain harus kita perhatikan seperti backlink dan internallinking, asalkan kita melakukan ini didasari dengan kualitas situs yang akan kita kerjasamakan," tandasnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita backlink dengan situs-situs yang ajaib itu bisa jadi mendorong nilai peringkat kita menjadi lebih jelek lagi," tambahnya.
Terakhir, Ilona menyarankan agar media-media membuat konten yang berkualitas namun dengan kuantitas yang banyak juga.
"Jadi, tidak ada jumlah pasti berapa produksi artikel yang harus lakukan, tapi pastikan konten yang dibuat adalah konten yang berkualitas. Lebih baik lagi ketika konten yang berkualitas itu kuantitasnya lebih banyak," pungkasnya.
Dalam kegiatan tersebut hadir juga Wartawan Senior sekaligus Asesor Uji Kompetensi Wartawan (UKW) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Nurcholis MA Basyari, CEO Tugu Media Group sekaligus Pimred Tugu Malang Irham Thoriq, Wartawan Senior M Nasir, Wartawan Senior Haryo Prasetyo, Wartawan Senior Frans Surdiasis, dan Konsultasi Komunikasi Tri J Sukaryana.
ADVERTISEMENT