Psikologi Klinis FPPsi UM Bentuk Kelompok Remaja Putra, Bahas Sex Education

Konten Media Partner
4 September 2021 20:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Psikolog Aghnis Fauziah MPsi saat memberikan pemaparan materi dalam pengabdian masyarakat Psikologi Klinis FPPsi UM / dok
zoom-in-whitePerbesar
Psikolog Aghnis Fauziah MPsi saat memberikan pemaparan materi dalam pengabdian masyarakat Psikologi Klinis FPPsi UM / dok
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Menilik perkembangan psikologi remaja yang cenderung difokuskan pada para perempuan. Tim pengabdian masyarakat Jurusan Psikologi Klinis Fakultas Pendidikan Psikologi (FPPsi) Universitas Negeri Malang (UM) menggelar kegiatan secara daring yang mengusung topik Sex Education dan menyasar remaja laki-laki.
ADVERTISEMENT
Ketua Pelaksana sekaligus Dosen FPPsi Ayu Dyah Hapsari SPsi MA memaparkan bahwa topik ini teramat penting, mengingat laki-laki juga perlu mendapatkan pemahaman terkait Sex Education guna melindungi diri dari pelecehan seksual, gangunggan seksual hingga perilaku seksual yang berisiko.
Psikolog Aji Bagus Priyambodo SPsi MPsi saat memberikan pemaparan materi dalam pengabdian masyarakat Psikologi Klinis FPPsi UM / dok
"Kami menganggap bahwa Sex Education hanya berfokus pada perempuan. Padahal untuk melindungi diri, laki-laki juga perlu terinformasi. Karena kasus pelecehan seksual sekarang juga banyak yang menyasar remaja laki-laki," katanya
Selain itu, kurang pahamnya remaja laki-laki akan pembahasan ini juga berdampak pada tingginya kasus hamil di luar nikah maupun pernikahan dini. "Artinya bahwa laki-laki sering beranggapan hanya pihak perempuan yang rugi jika terjadi kehamilan di luar nikah maupun pernikahan usia dini (akibat kehamilan di luar nikah) padahal hal tersebut sangat mungkin turut berdampak negatif terhadap kondisi psikologis dan sosial ekonomi mereka," imbuh dia.
Diskusi kelompok dalam rangka pengabdian masyarakat Psikologi Klinis FPPsi UM dengan topik Sex Education pada remaja laki-laki / dok
Pesertanya, lanjut Ayu, remaja laki-laki berusia 17 hingga 19 tahun baik SMA/sederajat dan mahasiswa. Mereka dimasukkan ke dalam kelompok kecil untuk berdiskusi. "Jadi sebenarnya mereka (peserta) memang dibuat hanya dalam kelompok kecil, untuk melihat sebenarnya bagaimana kebutuhan informasi remaja-remaja ini tentang Sex Education itu sendiri," jelasnya
ADVERTISEMENT
Nantinya, hadi ldiakusi kelompok kecil ini akan dijadikan dasar pembuatan buku saku berisi kumpulan informasi terkait Sex Education untuk dimanfaatkan oleh remaja laki-laki dalam kelompok yang lebih besar. "Supaya remaja laki-laki memiliki awareness yang lebih baik terkait aktifitas seksual pada remaja dan menjadi pribadi yang tumbuh sesuai dengan kompetensinya," tandasnya
Diketahui, kegiatan ini nampak teramat seru. Terdapat sesi pemaparan dari dua narasumber yang juga para psikolog. Yakni Aghnis Fauziah MPsi dan Aji Bagus Priyambodo SPsi MSi hingga tanya jawab bersama peserta. (ads)