Purna Tugas, Begini Pesan Mantan Deputi Direktur BPJS Naker Jateng

Konten Media Partner
3 Januari 2021 11:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Muhammad Triyono. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Muhammad Triyono. Foto: dok
ADVERTISEMENT
SEMARANG - Bagi sebagian orang, passion merupakan salah satu kunci kesuksesan dalam berkarir. Tak terkecuali bagi Muhammad Triyono (57). Mantan Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jateng ini, mengaku tanpa passion, pekerjaan tak akan selesai dengan baik.
ADVERTISEMENT
Merintis karir di BPJS Ketenagakerjaan sejak usianya 21 tahun, Triyono terus fokus mengembangkan diri. Berbagai pengalaman asam manis pernah dialaminya. Berawal dari bidang marketing, lompat dari satu posisi ke posisi yang lain, hingga berpindah penempatan sampai 10 kantor cabang BPJS pun pernah dilakoni.
"Passion merupakan kunci saya mulai dari 0 sampai bisa menjabat di posisi puncak seorang karyawan. Yang terus saya pelihara dan tularkan pada orang-orang di sekitar saya," ujarnya.
Menurut pria kelahiran Semarang 8 Agustus 1963 ini, setiap ada pekerjaan, passion selalu nomor satu. Baik passion untuk menyelesaikan tugas, menjadi yang terbaik, selalu tampil di depan, maupun passion untuk tidak mengecewakan relasi maupun atasan.
"Ketika passion sudah ada, fokus bisa diarahkan. Passion itu yang utama ketika kita mau melakukan pekerjaan. Kalau nggak ada passion, maka nggak jadi. Karena mencintai pekerjaan, paham pekerjaan itu wajib. Kayak kuliah kalau nggak mencintai kuliahnya, masa kuliahnya nggak bakal enak kan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Benar saja, dua tahun jelang masa purna tugas, dia berhasil mencapai jabatan tertinggi bagi seorang karyawan. Yakni sebagai Deputi Direktur BPJS Ketenagakerjaan Kanwil Jateng sejak 2018 hingga pensiun pada 1 September 2020.
Selama 36 tahun berkarir, lanjut Triyono, dukungan orang disekitarnya sangat berperan. Baik orang tua hingga keluarga.
"Pertama tentu Allah ya, kedua keluarga, doa istri dan anak-anak. Orangtua juga tidak kalah (besar perannya). Waktu itu supportnya (orangtua) luar biasa. Ketika saya ngelamar kerja, mereka mendoakan. Sampai kemudian orangtua saya bilang 'lek kerjo jo males-males (kalau kerja jangan malas-malas), semangat, jujur, jangan lupa sholat, itu termasuk support bagi saya," tuturnya sembari mengenang.
Menurut bapak 5 anak ini, usai pensiun, dia mulai fokus membangun usaha. Mulai dari merintis CV Alfikri sebagai percetakan Al-Qur'an hingga berjualan baja ringan dilakoni demi tetap aktif dan produktif.
ADVERTISEMENT
"Kan orang bebas ya sekarang (setelah purna tugas). Meski kadang-kadang secara moral saya malu mantan deputi kok jualan baja ringan, tapi ya gimana lagi, buat killing times (mengisi waktu) saya kan daripada diem dirumah pikirannya nggak jalan. Lebih baik saya kesana kemari nawarin aksesoris baja ringan," jelasnya.
Kedepan, dia bahkan ingin mengembangkan bisnisnya ke bidang kuliner. Diantaranya, kuliner soto bersama salah satu temannya di Surabaya.
Tak lupa, dia berpesan, khususnya pada kaum milenial, agar terus mempertahankan kepedulian pada sekitarnya. Juga fokus serta membangun relasi seluas-luasnya.
"Milenial itu bagus tapi network tetep perlu dibangun. Kemudian kepedulian anak-anak muda ini tetep harus dibangun sehingga bisa mencari peluang juga. Ketakan, dari 100 persen populasi yang kepeduliannya tinggi tidak sampai 50 persen. Jadi tolong kawan-kawan disamping dari sisi religi dijaga, lebih pedulilah minimal pada lingkungan," tutupnya.(ads)
ADVERTISEMENT