Rektor UIN Tekankan Politik Kebaikan di Webinar Refleksi Peta Politik Indonesia

Konten Media Partner
24 Oktober 2020 19:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor UIN Malang Prof Dr Abdul Haris MAg dalam Seminar Kebangsaan Sosial, Hukum, dan Politik "Refleksi Peta Politik di Indonesia"
zoom-in-whitePerbesar
Rektor UIN Malang Prof Dr Abdul Haris MAg dalam Seminar Kebangsaan Sosial, Hukum, dan Politik "Refleksi Peta Politik di Indonesia"
ADVERTISEMENT
MALANG - Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang) mengadakan webinar dalam rangkaian Dies Maulidiyah ke-59, Sabtu ( 24/10/2020). Webinar kali ini, mengusung tema Seminar Kebangsaan Sosial, Hukum, dan Politik "Refleksi Peta Politik di Indonesia". Adapun keynote speaker disampaikan oleh Rektor UIN Malang Prof Dr Abdul Haris MAg.
ADVERTISEMENT
Dia menyebutkan politik sangat erat kaitanya dengan memperoleh kekuasaan dan menggunakan untuk kebaikan.
"Ya, jadi kepemimpinan dengan kekuasaan yang diperoleh dengan digunakan baik untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat luas, warga negara maupun yang lain," jelasnya.
Rektor mengatakan bahwa salah satu kaidah yang sangat familiar yaitu penggunaan kekuasaan atau kewenangan, dari seorang pemimpin terhadap yang dipimpin atau rakyat, tidak lain seharusnya untuk kemaslahatan.
"Politik dan kemaslahatan ini tidak lagi dibatasi oleh waktu dan tempat bahkan tidak dibatasi oleh agama maupun etnis, bangsa, dan lain sebagainya,"bebernya.
Webinar Kebangsaan Sosial, Hukum, dan Politik "Refleksi Peta Politik di Indonesia".
Menurutnya, seperti pemuda di masa lampau yang memiliki inisiatif Sumpah Pemuda, mahasiswa saat ini juga harus memiliki inisiatif sendiri untuk kebaikan bersama.
"Apa yang sekarang bisa dilakukan oleh pemuda, oleh para mahasiswa untuk kebaikan bersama yang bisa menjadikan Indonesia lebih maju, lebih baik, dan ada revolusi mental, mindset yang kemudian kita semua bisa mengapresiasi kerja usaha pemuda itu," paparnya.
ADVERTISEMENT
Semua itu, harus sesuai dengan konstitusi, tidak boleh sedikitpun melanggar aturan dan etika yang seharusnya dijunjung tinggi.
Rektor sangat mengapresiasi terhadap mahasiswa dan dia berharap agar mahasiswa tidak memiliki pikiran bahwa politik selalu berpikiran pragmatis untuk kepentingan pribadi, kepentingan kelompok orang, atau untuk kepentingan lainya.
"Jadi, politik harus diartikan untuk kepentingan bangsa dan negara untuk kepentingan perdamaian, untuk kepentingan kerukunan, dan untuk kepentingan ukhuwah, kebangsaan, dan kemanusiaan ini," tandasnya. (ads)