Rumah Bung Tomo, Tempat yang Kini Jadi Rumah Pemenangan Prabowo-Sandi

Konten Media Partner
1 April 2019 15:25 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu sudut belakang rumah milik Bung Tomo yang kini jadi Rumah Pemenangan Prabowo-Sandi. (foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu sudut belakang rumah milik Bung Tomo yang kini jadi Rumah Pemenangan Prabowo-Sandi. (foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID- Sebuah rumah di kawasan elite yakni di Jalan Ijen, Kota Malang, diresmikan sebagai rumah pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Minggu (31/3). Rumah bernomor 6 tersebut bukanlah rumah biasa.
ADVERTISEMENT
Ya, rumah itu merupakan milik pahlawan nasional pada pertempuran 10 November 1945, yakni Soetomo atau yang akrab dipanggil Bung Tomo. Meski sebagian rumah dihiasi oleh bentangan-bentangan spanduk dan baliho dukungan kepada Prabowo-Sandi, namun kediaman itu masih tampak asli bangunan awal tanpa pernah dipugar menjadi bangunan-bangunan bergaya modern seperti sekarang.
Semuanya masih khas bergaya 'jengki' atau Yankee, bangunan khas arsitektur tahun 1950-an hingga awal tahun 1970-an itu. Gaya bangunan yang merupakan penolakan terhadap bangunan-bangunan masa kolonial.
Salah seorang keluarga Bung Tomo menunjukkan foto Bung Tomo beserta keluarganya.(foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).
Teras depan rumah yang berundak disertai tembok pembatas. Tak hanya itu, daun jendela serta daun pintu pun seperti dibiarkan seperti aslinya. Yakni dengan masing-masing dua daun pintu yang saling simetris dan membuka ke kanan dan kiri. Berbeda dengan rumah sekarang yang kebanyakan hanya menggunakan satu pintu.
ADVERTISEMENT
Foto-foto keluarga Bung Tomo juga masih terpajang di dinding rumah. Meski perabotan seperti meja dan kursi hanya terlihat beberapa, lantaran rumah tersebut memang sengaja dikosongkan untuk acara kampanye capres nomor urut 02 tersebut.
Dari pengakuan anak keempat Bung Tomo, Ratna Sulistami Sutomo, ayahnya membangun rumah itu sekitar tahun 1950. "Saya waktu itu belum lahir, tapi kalau tidak salah rumah ini dibangun pada tahun 1950-an," ucap perempuan yang akrab disapa Nana tersebut.
Dirinya menuturkan bahwa ayahandanya itu membangun rumah itu dari uangnya yang dikumpulkan sedikit demi sedikit."Iya, dulu rumah ini dibeli oleh Bung Tomo sendiri. Jadi beliau itu suka mengarang buku. Menulis. Sedikit demi sedikit ngumpulin uang. Dan kalau tidak salah dulu rumah ini tanah, dan dibangun sedikit demi sedikit," bebernya.
ADVERTISEMENT
Dia juga beranggapan bahwa keluarganya tak mengira bahwa kawasan rumah di Jalan Ijen itu menjadi kompleks perumahan elite saat ini."Hidup bapak saya dulu itu susah. Jadi dulu rumah ini ya enggak mahal. Kami juga tidak pernah menyangka bahwa kawasan ini bakal menjadi kawasan elite seperti sekarang," bebernya.
Sejumlah tim sukses Prabowo-Sandi saat berada di Rumah Bung Tomo. (foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).
Tidak hanya itu, ia juga bercerita bahwa kamar tidur Bung Tomo dulu adalah kamar tengah dari tiga kamar tidur yang berada di rumah itu."Kalau ayah dulu kamarnya yang ini, tapi jangan dibuka karena berantakan karena banyak perabotan yang dimasukkan di sana," terangnya sembari menunjuk kamar di bagian tengah rumah tersebut.
Sedangkan pada bagian belakang rumah, meski sebagian tertutup oleh lumut dan ilalang, namun struktur bangunan taman masih terlihat bagus. Kolam kering, lampu taman, dan gazebo terlihat di halaman belakang rumah.
ADVERTISEMENT
Ketika disinggung mengenai konsep bangunan rumah tersebut, Nana mengaku tidak tahu."Konsep? Kalau konsep sepertinya tidak ada. Zaman dulu membangunnya ya begitu," tegas Nana.
Foto keluarga besar Bung Tomo. (foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).
Sementara itu, keponakan dari Bung Tomo, Dedi Rosandi, bercerita jika Bung Tomo sempat tinggal di rumah tersebut selama belasan tahun."Sejak tahun 1950-an dia tinggal di sini, mungkin sekitar 17 tahun," terangnya. Ia juga menuturkan bahwa Bung Tomo meninggal di Mekah, Arab Saudi.
Meski tidak tinggal di tempat tersebut, ia mengaku sering berkumpul di Jalan Ijen No 6 tersebut."Jadi ibu saya sepupunya istrinya Bung Tomo. Saya tidak di sini, tapi saya memang sering ke sini. Dan saya tahu persis cerita keluarga Bung Tomo ini," tandas Dedi.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menunjukkan foto-foto bersejarah, Dedi juga mengizinkan tugumalang.id untuk mengambil beberapa foto rumah hingga ke bagian belakang rumah.
Reporter : Gigih Mazda
Ediror : Irham Thoriq