Savero Dwipayana: Era Digital Tak Lagi Mulutmu Harimaumu, Tapi Jarimu Harimaumu

Konten Media Partner
25 Februari 2021 11:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Materi jurnalistik dari Savero Dwipayana, Redaktur Pelaksana Tugu Jatim ID.
zoom-in-whitePerbesar
Materi jurnalistik dari Savero Dwipayana, Redaktur Pelaksana Tugu Jatim ID.
ADVERTISEMENT
MALANG-Memasuki era digital kiranya ungkapan “Mulutmu Harimaumu” perlu direvisi menjadi “Jarimu Harimaumu”. Begitulah pembukaan yang materi jurnalistik dari Savero Dwipayana, Redaktur Pelaksana Tugu Jatim ID. Ungkapan cerdas ini menghangatkan para pelajar dan keluarga besar SMAN 8 Kota Malang dalam kegiatan "Goes to School 2021" bertema Pelatihan Jurnalistik dan Fotografi pada Kamis (25/2/2021).
ADVERTISEMENT
Kegiatan diselenggarakan oleh Tugu Media Group yang bekerjasama dengan PT Paragon Technology and Innovation (PTI), salah satu perusahaan kosmetik terbesar di Indonesia. Paragon membawahi sejumlah brand, di antaranya Wardah, Emina, Make Over, Putri, dan Kahf.
Kecerdasan dalam menggunakan media sosial (medsos) yang sudah tidak bisa dilepaskan dari keseharian masyarakat. Dikarenakan, kini masyarakat telah masuk di era yang serba digital maka gawai merupakan salah satu instrumen yang melekat dalam keseharian individu.
“Setiap harinya kalian pasti memegang gawai dan tidak luput berselancar di media sosial,” ungkap pemuda yang akrab disapa Vero.
Agar bisa cerdas dalam bermedsos, kata Vero, maka untuk berbagi informasi maupun akan posting di meedsos harus diperhatikan dan dipikirkan.
"Kita harus mikir, sebelum mengetik di HP, laptop atau medsos. Agar jarinya tidak salah dalam bertingkah," terang mahasiswa semester akhir Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjajaran (Unpad).
ADVERTISEMENT
Berdasar data sebuah penelitian pada Januari 2020, Ia menerangkan bahwa Youtube merupakan platform yang paling tinggi tingkat penggunanya. Setelah itu disusul Whatsapp dan berbagai jenis medsos lainnya. Ironisnya, imbuh Vero, medsos menjadi salah satu sumber penyebaran hoax atau berita bohong.
"Hoax pasti ada dan banyak. Apalagi di masa pandemi COVID- 19. Seperti sebelumnnya minyak kayu putih dapat menyembuhkan COVID-19. Berita itu hoax," ujar Vero.
Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Republik Indonesia menyebutkan, rilis tentang hoax mulai awal pandemi COVID- 19 Maret 2020 hingga 24 Februari 2021. Vero membeberkan tercatat ada sekitar 1449 hoax, sedangkan pemberitaan bohong tentang vaksin 113 pemberitaan palsu.
"Tahan jempolnya. Sebelum sharing, saring dulu yuk. Kamu dapat Info apa dilihat dulu, sumbermya dari mana, bermanfaat atau tidak, benar atau tidak. Kalau benar silakan disebar," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah pemberitaan vaksin hoax atau tidak, Vero menyarakan untuk mengecek di lama http://s.id/infovaksin. Vero menjelaskan lama tersebut merupakan informasi resmi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik indonesia. Kanal atau saluran medsos resmi dari pemerintah tentang COVID-19 telah tersedia.Seperti Instagram (IG), Twitter, Facebook dan lain sebagainya. Ia berharap generasi milenial dapat memanfaatkannya dengan baik dan bijak.
"Infomasi tentang bencana sangatlah penting. Apalagi wabah Corona yang menjadi pandemi. Maka harus ada arus informasi yang benar dan terpercaya," pungkasnya.
Acara ini akan digelar di 6 kampus dan 6 sekolah di Jawa Timur, mulai Februari hingga Juli mendatang. UIN Maliki Malang menjadi instansi pendidikan pertama yang menjadi tuan rumah dalam program ini. Sedangkan SMAN 8 Kota Malang menjadi yang kedua.
ADVERTISEMENT