Sejumlah Rumah Korban Gempa Malang Rampung, Tapi Warga Belum Boleh Menempati

Konten Media Partner
22 Mei 2021 15:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebagian rumah warga korban Gempa Malang bantuan pemerintah selesai dibangun.  foto/Rizal Adhi Pratama
zoom-in-whitePerbesar
Sebagian rumah warga korban Gempa Malang bantuan pemerintah selesai dibangun. foto/Rizal Adhi Pratama
ADVERTISEMENT
MALANG - Sejumlah rumah milik warga korban gempa Malang di Desa Jogomulyan, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, yang dibangun pemerintah, telah rampung dibangun.
ADVERTISEMENT
Namun, warga belum boleh menempati rumah-rumah itu. Karenanya para warga masih bertahan di tenda-tenda darurat sampai Jurnalis tugumalang.id mengunjungi mereka pada Jumat (21/05/2021).
Bagian dalam rumah warga yang selesai dibangun. foto/Rizal Adhi Pratama
Salah satu warga, Iswahyudi, mengatakan jika dirinya belum bisa menghuni rumahnya yang baru karena masih menunggu rumah-rumah yang lain selesai dibangun.
"Belum bisa menempati rumah, karena katanya menunggu teman-temannya yang belum dibangun. Kalau rumah saya sudah selesai sejak bulan 5 (Mei)," ujarnya.
Iswahyudi menceritakan bahwa dirinya mendapatkan info jika bangunan-bangunan lain katanya akan selesai pada 17 Mei 2021 lalu. Tapi kenyataannya hingga saat ini belum ada pembangunan.
"Yang lain katanya selesai tanggal 17 (Mei) kemarin, tapi ternyata belum (dibangun). Yang lain itu menunggu di Desa Sidodadi, Kampung Pete, di dekat SMP Negeri itu, Tretes dan galeng dowo," ungkapnya.
Iswahyudi salah seorang warga Ampelgading, yang rumah sudah selesai dibangun, namun belum boleh ditempati. foto/Rizal Adhi Pratama
Perkembangan terbaru, Iswahyudi dan keluarganya baru boleh menempati rumahnya sendiri pada Agustus 2021. Oleh karena itu hingga kini dirinya sekeluarga masih bertahan di tenda-tenda darurat yang berdiri di depan rumahnya.
ADVERTISEMENT
"Katanya boleh ditempati bulan Agustus (2021), Sehingga sampai sekarang saya tidur masih di tenda, katanya kalau perabot boleh, tapi kalau ditiduri gak boleh," tuturnya.
Bahkan, Iswahyudi terpaksa berlebaran dan menerima tamu di dalam tenda darurat.
"Kemarin berlebaran ya di tenda, gak boleh open house di rumah, di sirih di tenda semua," bebernya.
Terakhir, ia juga menceritakan jika penyaluran bantuan sudah mulai berkurang, sedangkan dirinya belum bisa mulai bekerja.
"Untuk bantuan sendiri sudah mulai jarang, saya sendiri masih belum bekerja karena masih bersih-bersih di rumah," pungkasnya.