Sekolah Pasar Modal FEB Unisma: Investor Milenial Punya Andil Besar

Konten Media Partner
28 Mei 2021 9:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Senior Representative IPOT Malang, Zanuar Priyatno, dalam Sekolah Pasar Modal Angkatan X FEB Unisma. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Senior Representative IPOT Malang, Zanuar Priyatno, dalam Sekolah Pasar Modal Angkatan X FEB Unisma. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang (FEB Unisma) sebagai lembaga pendidikan tinggi yang berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi lulusannya di bidang pasar modal dan investasi, kembali hadir secara konsisten dengan menggelar Sekolah Pasar Modal (SPM).
ADVERTISEMENT
Acara yang diorganisir oleh aktivis Galeri Investasi BEI FEB Unisma ini, telah mencapai angkatan yang ke X Part 2 dan berlangsung pada 25 Mei 2021.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi, didapuk untuk membuka kegiatan yang diberi tema "Milenial Yuk Nabung Saham", dengan 2 narasumber yaitu Trainer PT Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur, Dyan Fajar Mahardika; dan Senior Representative PT Indopremiere Sekuritas, Zanuar Priyatno.
Sekolah Pasar Modal Angkatan X FEB Unisma. Foto: dok
Diana mengatakan, SPM merupakan wujud nyata dunia industri untuk turut andil dalam pengembanfan kompetensi calon lulusan maupun perombakan kurikulum Kampus Merdeka Merdeka Belajar pada 3 prodi yang ada di FEB Unisma.
"Kegiatan ini merupakan upaya yang secara konsisten dan sistematis dalam meningkatkan kompetensi lulusan link dengan dunia industri," jelasnya.
ADVERTISEMENT
"Saat ini, dunia pasar modal Indonesia sangat berperan dalam pemulihan ekonomi yang awal pandemi terkontraksi sangat tajam. Namun dengan dukungan investor, mampu bangkit kembali di akhir tahun 2020," imbuhnya.
Dekan FEB Unisma, Nur Diana SE MSi. Foto: dok
Data menunjukkan, beber dia, 57 persen dukungan investor milenial  melakukan investasi di pasar modal Indonesia selama pandemi.
"Kita berharap andilnya investor milenial tidak sekedar ikut-ikutan investasi tetapi benar-benar melakukan investasi yang didukung oleh skill dan kompetensi. Untuk itulah, tujuan Sekolah Pasar Modal ini digelar dengan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada calon investor agar bisa melakukan investasi dengan strategi yang benar dan tepat," jelasnya.
Dia menambahkan, sejalan dengan kebijakan Kampus Merdeka, FEB Unisma sudah siap mengimplementasikannya dengan menggandeng dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Trainer PT Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Timur, Dyan Fajar Mahardika, dalam Sekolah Pasar Modal Angkatan X FEB Unisma. Foto: dok
"Dengan trainer DUDI yang selalu turut andil dalam setiap pembelajaran yang ada di FEB Unisma, diharapkan mampu   memberikan knowledge dan skill untuk berinvestasi. Maka perlu pahami analisa fundamental dan analisa tehnikal untuk menjadi investor yang cerdas," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Diana juga mengatakan, Sekolah Pasar Modal merupakan langkah untuk membantu kebijakan dari Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam meningkatkan kuantitas investor, khususnya investor pemula.
"Dengan mengenal sejak dini bagaimana investasi yang tepat dengan didukung strategi dan teknik yang tepat, hal ini akan membangkitkan perekonomian Indonesia di masa pandemi," jelasnya.
Sementara itu, Dyan Fajar Mahardika dalam paparannya menjelaskan prospek Indonesia ke depan. Antara lain pertumbuhan jangka panjang yang sangat baik dengan bertambahnya jumlah perusahaan yang listing di BEI. Indonesia juga diprediksi akan menjadi negara terbesar se-ASEAN dan sebagai negara yang paling diminati investor untuk berinvestasi. Selain itu, Indonesia juga diprediksi akan menjadi negara terbesar dalam hal market for digital activities.
ADVERTISEMENT
"Prospek yang sedemikian baiknya, diharapkan mampu dimanfaatkan baik bagi investor maupun calon investor untuk memulai berinvestasi di pasar modal, sehingga pertumbuhan dan pembangunan ekonomi terus mengalami perkembangan," paparnya.
Sementara Zaunar Priyatno menjelaskan dalam melakukan investasi saham, perlu memerlukan beberapa analisis agar bisa menjadi investor yang sukses dikemudian hari.
"Analisis yang lazim digunakan oleh para investor adalah analisis fundamental dan teknikal," jelasnya.
Secara umum, jelas dia, analisis fundamental digunakan untuk mengetahui tentang dasar-dasar ekonomi, neraca, laporan laba rugi dan sebagainya.
"Disisi lain, analisis teknikal berkaitan dengan mempelajari kinerja sejarah pergerakan harga dengan mengukurnya kepada pergerakan harga di masa depan," terangnya.
Dia juga menjelaskan terdapat dua pendekatan untuk menganalisis secara fundamental performa suatu perusahaan, yaitu top-down dan bottom up.
ADVERTISEMENT
"Juga ada 3 hal yang mendasari analisis teknikal yaitu price discount everthing, price move in trend, dan history repeats itself," pungkasnya.(ads)