Sekolah Tatap Muka di Kota Malang Dibuka Tetap Jaga Protokol Kesehatan

Konten Media Partner
17 September 2021 10:28 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para siswa yang akan masuk kelas harus melakukan cek suhu. dok
zoom-in-whitePerbesar
Para siswa yang akan masuk kelas harus melakukan cek suhu. dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Sinar mentari menyinari pagi hari Kamis (16/9/2021), di SDN 1 Kasin Kota Malang. Suara riuh para siswa di halaman sekolah menggugah semangat para guru untuk segera masuk dan belajar di kelas. Mereka mulai menjalani Sekolah Tatap Muka. Sejumlah orang tua yang mengantar ke sekolah, terlihat memastikan putra-putrinya bersemangat belajar bersama teman-teman dan mematuhi protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
Siswa yang masuk sekolah di Kasin tersebut, semuanya mengenakan masker. Sebelum masuk sekolah, Duta Satgas COVID-19 SDN 1 Kasin melakukan pengecekan suhu tubuh siswa. Satgas lalu mengarahkan siswa mencuci tangan dengan sabun di wastafel. Terlihat semua siswa yang datang, masuk sekolah dalam keadaan sehat. Sekolah hari Kamis ini, diperuntukkan siswa dengan nomor absen genap saja.
Siswi Kelas IV C, Janeeta Ardi Lukitasari, mengaku senang karena sekolah di Kota Malang sudah bisa beroperasi meskipun dengan skala terbatas. Alasannya, sekolah online sering terkenala jaringan internet. Bahkan dirinya mengaku kesulitan mencerna pelajaran yang disampaikan guru, lebih-lebih jika diminta mengerjakan tugas.
Para siswa SDN Kasin I, Duta Satgas COVID-19 apel lebih dulu, sebelum melakukan pengecekan pada teman-teman mereka sendiri. dok
“Kalau di rumah, tidak banyak diajarin sama orang tua. Kalau saya mau kerjakan tugas, juga pasti nunggu orang tua pulang kerja dulu,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Siswa Kelas III, Narendra Axellio Gibran Affandy, juga senang bisa masuk sekolah. Alasannya karena siswa yang biasa disapa Axel ini, bisa bertemu dengan teman-temannya. Selama ini kata dia, bertemu teman-teman hanya di kelas online. “Sangat senang bisa sekolah seperti biasa, bertemu teman-teman dan guru,” ucapnya.
Pertama masuk sekolah setelah sekian lama belajar secara daring, Axel mengaku bingung mencari kelas barunya. Saat masih pandemi dan sekolah dilaksanakan online, Axel masih duduk di Kelas I, lalu naik Kelas II. Sekarang Axel sudah Kelas III.
“Pertama masuk sekolah (tahun ajaran saat ini) saya bingung cari kelas. Saya kelas berapa? 3B, saya cari tidak ada. Eh, ternyata kelasnya di ujung,” kata Axel sambil tersenyum.
ADVERTISEMENT
Begitu juga dengan siswa Kelas V C, Keandre Agra Rizqullah Ramadhan, merasa belajar di kelas dapat lebih mudah memahami pelajaran. Belajar langsung dengan guru kata dia, tidak sama dengan belajar via online. Apalagi lanjutnya, pelajaran matematika selalu sulit.
Mematuhi protokol kesehatan secara ketat, seorang siswa SDN Kasin 1 mencuci tangan sebelum masuk ruang kelas. dok
“Misal kalau online, sekolahnya lewat Zoom kadang juga Google Classroom. Banyak bingungnya, apalagi matematika, rumus lupa semua,” terangnya sembari tertawa.
Wali murid siswa Kelas I A Muhammad Azzam, Lailatul Fitria, tidak keberatan dengan pemberlakuan pembelajaran tatap muka. Situasi saat ini kata dia, memang serba sulit. Meski dirinya yakin, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dan pihak sekolah tidak sembarangan mengambil kebijakan dan langkah ini. Apalagi kata dia, anak-anak sudah cenderung bosan belajar secara online di rumah.
ADVERTISEMENT
“Kami orang tua ya ikut senang, karena anak-anak juga sudah bosan ya belajar online, sudah ingin sekolah. Sekolah kan juga menerapkan prokes, jadi tidak masalah. Kalau tatap muka ini kan enak, orang tua seperti saya, agak ribet kalau ngurus belajar di rumah,” kata Fitri.
Tidak hanya siswa, guru juga merasa pembelajaran tatap muka lebih memudahkan interaksi guru dan siswa. Selain karena pembelajaran daring banyak kendala hingga terjadi kekeliruan informasi, kerinduan guru akan mengajar di kelas juga tak terelakkan. Seperti yang dikatakan Wali Kelas I B, Eni Sudaryati. Dirinya senang mendengar anak-anak berteriak, antusias belajar di kelas.
“Padahal saya kasih tugas kuis, itu anak-anak saya lihat benar-benar mengerjakan, mungkin saking gembiranya. Karena selesai mengerjakan tugas, banyak yang teriak hore kegirangan. Saya senang sekali melihat mereka gembira,” tuturnya.
Seorang siswa mencuci tangan lebih dulu sebelum masuk kelas. Sementara siswa Duta satgas COVID-19 mengawasinya. dok
Pembelajaran online yang dialami Eni, lebih banyak dukanya. Tidak semua siswa bisa mengakses internet, sehingga guru harus lebih telaten memberikan materi bagi siswa, jika sudah bisa akses. Belum lagi, tidak semua orang tua siswa kata dia, mempunyai handphone atau laptop.
ADVERTISEMENT
“Pernah ada siswa yang hampir dua pekan tidak ikut kelas online, kami hubungi juga tidak bisa. Sampai pihak sekolah bingung dan bertemu orang tuanya. Ternyata memang tidak punya hanphone, tapi alhamdulillah sekolah bisa bantu, dibelikan handphone, supaya si anak bisa ikut belajar lagi,” kata Eni.
Kepala SDN 1 Kasin Budi Hartono menambahkan, pihaknya selalu memperhatikan proses belajar siswa. Selama hampir dua pekan pembelajaran tatap muka diterapkan, pihaknya masih terus mencari pola dan inovasi agar pembelajaran bisa berjalan lebih baik. Salah satunya seperti menjaring 36 siswa dari masing-masing kelas, untuk menjadi Duta Satgas COVID-19 SDN 1 Kasin, yang menerapkan fungsi pengawasan sederhana, mengingatkan teman-temannya patuh prokes.
“Kami terapkan sistem ganjil genap siswa masuk sekolah. Semua siswa yang masuk juga sudah mendapatkan persetujuan dari orang tua. Kemarin ada siswa kami pulangkan, karena sedang sakit, dan kami minta agar istirahat hingga pulih,” kata Budi.
ADVERTISEMENT
SDN 1 Kasin juga menyediakan makan siang bagi siswa Kelas I secara terkoordinir yang dianggarkan oleh Forum Komunikasi Kelas (FKK). Sekolah juga menyiapkan alat makan, dan proses masak makan siang dikerjakan oleh guru dan sejumlah wali murid. Setiap hari, menunya berbeda. Ada sayur sop, nugget, telur puyuh, sosis, roti, hingga susu.
Terpisah, Wali Kota Malang Drs. H. Sutiaji menegaskan kebijakan pembelajaran tatap muka terbatas, memperhatikan banyak aspek. Salah satunya juga imbauan agar pihak sekola dan wali murid tidak memaksakan siswa masuk kelas jika sedang sakit. Pihak sekolah juga dilarang menggelar pembelajaran tatap muka jika sarana prokes tidak siap.
“Maka saya tekankan agar tidak memaksakan kondisi. Sekolah, guru, siswa, kondisinya harus siap,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Pemkot Malang juga berencana menyediakan tabung oksigen dan oxymeter di sekolah, sebagai sarana penanganan antisipatif Covid-19 di lingkungan sekolah. Hal itu dia sampaikan saat meninjau proses pembelajaran tatap muka di SMPN 5 Kota Malang bersama pihak terkait.
“Saya juga minta ada kerja sama dengan Puskesmas untuk melakukan pengecekan kesehatan di sekolah secara reguler,” pungkasnya. (Ads)