Semburkan Magma dan Asap Beracun, Gunung Semeru Berstatus Waspada

Konten Media Partner
4 Maret 2020 13:24 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Asap mengepul dari puncak Gunung Semeru di Jawa Timur. (Foto: Dokumen PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Semeru)
zoom-in-whitePerbesar
Asap mengepul dari puncak Gunung Semeru di Jawa Timur. (Foto: Dokumen PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Semeru)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Badan Geologi PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Semeru menetapkan status gunung Semeru menjadi Level II atau waspada pada Rabu (03/03/2020). Hal ini menyusul semburan awan panas dan magma sejak Februari lalu.
ADVERTISEMENT
"Secara visual sejak Februari dan awal Maret lalu teramati letusan menerus dengan ketinggian kolom letusan 300-500 meter," ungkap Mudkas Sofian dari KESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunungapi Semeru Rabu (04/03/2020).
Menurut penuturan Sofian sejak 26 Februari 2020 memang sudah terlihat sinar api diam setinggi 10-50 meter dari kawah api Jonggring Salaka.
"Dan guguran lava pijar dengan jarak luncur 500-1.000 meter menuju arah Besuk Kembar, Besuk Bang dan Besuk Kobokan," lanjutnya.
Ia juga membeberkan bahwa pada 3 Maret, terjadi satu kali awan panas guguran dari ujung aliran lava ke arah Besuk Kembar dan Besuk Bang sejauh 2250 meter atau 3 Km dari kawah puncak.
Gempa juga terjadi beberapa kali menyusul semburan lava di puncak Mahameru ini.
ADVERTISEMENT
"Gempa letusan rata-rata terjadi 11 kali per hari, dan gempa hembusan 6 kali per hari," ungkap Sofian.
Aktivitas letusan dan hembusan gas di kawah Jonggring Salaka menunjukkan suplai magma yang terus menerus disertai kenaikan fluida yang berbentuk cair, gas, dan padat.
"Awan panas guguran juga terjadi akibat gravitasi pada ujung aliran lava yang tidak stabil," imbuhnya.
Potensi erupsi diperkirakan akan terus berlangsung dengan mengeluarkan material lava, hujan abu dan lontaran batu pijar dalam radius 1 Km.
"Serta awan panas guguran masih di bawah 4 Km," lanjut Sofian.
Masyarakat atau wisatawan diimbau agar tidak melakukan aktivitas dalam radius 1 Km dari kawah aktif.
“Diimbau untuk beraktivitas di wilayah sejauh 4 Km dari lereng selatan-tenggara. Masyarakat yang beraktivitas di bantaran sungai, Besuk Kembar, Besuk Bang dan Besuk Kobokan agar mewaspadai aliran lahar," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Reporter : Rizal Adhi Pratama