Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG- Ditengah kehangatan Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan Lakpesdam PCNU Kabupaten Malang, ada kabar duka yang dirasakan para hadirin. Selasa pagi (6/8) di Gedung Rektorat Universitas Brawijaya (UB) mereka mengantarkan surat Alfatihah untuk KH Maimoen Zubair, Mustasyar PBNU yang meninggal dunia di Mekkah saat menjalankan ibadah haji.
ADVERTISEMENT
Salah satu duka itu disampaikan langsung oleh KH Fadhol Hija. Sebagai Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Malang, ia mengaku sangat hormat terhadap almarhum KH Maimoen Zubair atau lebih dikenal Mbah Moen. Menurutnya, Mbah Moen salah satu tokoh yang melanjutkan perjuangan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahab Chasbullah.
"Mbah Moen sangat bersahaja, dan terus konsisten merangkul semua elemen bangsa dalam mempertahankan NKRI," ungkapnya dengan nada sedikit sesenggukan. Kiai Fadhol menjelaskan jika sosok Mbah Moen juga mengenalkan lagu Syubbanul Wathan atau yang lebih dikenal Ya Lal Wathan yang diciptakan oleh KH Wahab Chasbullah.
Tak hanya itu, Mbah Moen juga dinilai selalu mengajak para santrinya untuk terus mengingat peristiwa resolusi jihad yang dikumandangkan KH Hasyim Asy'ari pada 1945 silam. Rasa duka Kiai Fadhol pun diungkapkan jika sulit untuk mencari sosok pengganti Mbah Moen yang mempunyai perhatian terhadap kondisi bangsa Indonesia. "Empat tahun lagi NU berusia 100 tahun, kita perlu sosok seperti Mbah Moen ditengah Nahdliyyin," imbuh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang ini.
ADVERTISEMENT
Sehingga, Kiai Fadhol berharap jika intelektual dan ulama NU bisa belajar dari sosok Mbah Moen. Apalagi menghadapi tantangan bangsa ke depan, sosok pemersatu dan pengayom itu sangat dibutuhkan. Kiai Fadhol mengatakan pesan perdamaian yang selalu disampaikan Mbah Moen bisa menjadi ruh NU kedepannya.
Reporter : Rino Hayyu S
Editor : Irham Thoriq