Suhardini, Wanita asal Malang yang Jadi Inisiator 'Sekolah Wali Murid'

Konten Media Partner
4 Mei 2019 13:35 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suhardini Nurhayati saat dinobatkan sebagai perempuan inspiratif di Kota Malang. (foto dokumen).
zoom-in-whitePerbesar
Suhardini Nurhayati saat dinobatkan sebagai perempuan inspiratif di Kota Malang. (foto dokumen).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - Pendidikan seperti pelajaran di sekolah memang penting untuk mengembangkan kemampuan anak dalam bidang akademik. Tapi pendidikan karakter tak kalah pentingnya dalam kehidupan anak, bahkan untuk para orang tua.
ADVERTISEMENT
Inilah yang menjadi alasan Suhardini Nurhayati, Kepala Sekolah di Sekolah Dasar Insan Amanah di Kota Malang, berinisiatif untuk mendirikan 'Sekolah Orang Tua'. Ia merasa bahwa tak hanya murid saja yang sekolah, melainkan wali murid juga harus sekolah.
"Kalau orang tua pintar, maka anaknya akan pintar juga," ucap Suhardini, kepada wartawan tugumalang.id, Kamis (2/5).
'Sekolah Orang Tua' yang didirikannya untuk para wali murid itu, berlokasi di kawasan perumahan Griya Shanta di Jl Soekarno Hatta, Kota Malang. Sekolah ini tidak hanya mengajarkan pelajaran akademik, melainkan kelas untuk para wali murid agar paham mengenai karakter putra-putrinya, yang diharapkan berguna untuk pengembangan karakter anak-anak mereka sendiri ke depannya.
"Jadi yang pertama adalah tentang pola asuh," imbuh Dini. Dirinya menyatakan bahwa pola asuh untuk siswa juga akan berpengaruh terhadap perkembangan para siswa di sekolah.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, 'Sekolah Orang Tua' yang dia klaim sebagai satu-satunya di Indonesia itu mulai dijalankan oleh pihaknya sejak awal Oktober 2018 dan berakhir pada Maret 2019. Saat itu, sudah ada 25 wali murid mengikuti program awal tersebut.
"Jadi kelas itu hanya dilakukan satu bulan sekali, di mana setiap pertemuan ini memakan waktu 6 jam," terang perempuan kelahiran Malang, 46 tahun silam, itu.
Suhardini Nurhayati (kanan) menyapa wali murid yang mengikuti program Sekolah Orang Tua, beberapa waktu lalu. (foto dokumen).
Untuk masing-masing pertemuan, topik yang dibahas berbeda-beda. Jika topik yang pertama diangkat adalah terkait pola asuh, maka pada pertemuan berikutnya yang diangkat adalah topik mengenai komunikasi yang produktif dengan anak, yang meliputi terapi healing (penyembuhan), terapi penyeimbang otak kanan dan kiri, deteksi dini sembilan kecerdasan, dan terakhir adalah terkait kecanduan gawai.
ADVERTISEMENT
"Jadi misalnya terkait menyeimbangkan otak kanan dan kiri adalah dengan cara meremas kertas di tangan kanan dan kiri. Ternyata setelah melakukan hal sederhana seperti itu anak tersebut cenderung lebih baik," imbuh Dini.
Meski demikian, program tersebut sejauh ini hanya dilakukan untuk wali murid kelas I SD saja. Ia menyatakan bahwa ke depannya akan ada pendekatan juga kepada wali murid jenjang kelas lainnya, tetapi tentu menggunakan pendekatan yang berbeda.
"Tahun depan akan kita lakukan secara berjenjang. Karena mungkin untuk kelas tingkat atas butuh pendekatan berbeda yang tidak mungkin disamakan," imbuh perempuan yang sedang menempuh program Doktoral di Universitas Negeri Malang (UM) tersebut.
Tak hanya itu, jumlah wali murid yang akan mengikuti program 'Sekolah Orang Tua' juga direncanakan bakal lebih banyak dari sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, sekolah tersebut juga menegaskan bahwa pihaknya akan fokus pada pendidikan karakter. Bahkan karena hal itu, pihaknya kerap melakukan studi banding ke negara-negara dengan tingkat pendidikan lebih baik dari Indonesia, seperti Malaysia, Singapura, dan Australia.
"Sampai saat ini proses pembelajaran masih fokus pada pembentukan karakter. Juga seperti anjuran dari wali kota, nanti kami juga akan melakukan pengurangan pembelajaran calistung (baca, tulis, berhitung) untuk kelas I dan II mulai tahun ajaran berikutnya ini," tandasnya.
Selain itu, berkat dedikasinya di bidang pendidikan selama ini, Dini beberapa waktu lalu dinobatkan sebagai perempuan inspiratif di Kota Malang. Sebuah acara yang digelar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang.
Reporter: Gigih Mazda
Editor: Irham Thoriq
ADVERTISEMENT