Sutiaji Apresiasi Gelar Doktor HC dari Universitas Brawijaya Pada Surya Paloh

Konten Media Partner
25 Juli 2022 22:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Malang Sutiaji (baju abu-abu) ketika memberikan ucapan selamat kepada Surya Dharma Paloh usai menerima gelar Doktor Honoris Causa dari FISIP Universitas Brawijaya. Foto / Feni Yusnia
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Malang Sutiaji (baju abu-abu) ketika memberikan ucapan selamat kepada Surya Dharma Paloh usai menerima gelar Doktor Honoris Causa dari FISIP Universitas Brawijaya. Foto / Feni Yusnia
ADVERTISEMENT
MALANG - Wali Kota Malang Sutiaji mengapresiasi gelar Doktor Honoris Causa (HC) dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISI) Universitas Brawijaya (UB) pada Surya Dharma Paloh, Senin (25/7/2022).
ADVERTISEMENT
Politisi yang akrab dikenal dengan Surya Paloh ini menerima gelar Doktor Honoris Causa (HC) di bidang Sosiologi Politik. Kegiatan tersebut juga dihadiri sederet menteri hingga sivitas akademika UB.
Sutiaji menyampaikan terima kasih lantaran kegiatan ini berlangsung di Kota Malang. Terlebih, tokoh politik partai Nasdem juga hadir sehingga memberikan efek domino terhadap pertumbuhan ekonomi di Kota Malang.
Menurut pria berkacamata ini, orasi Surya Paloh yang mengusung tentang isu politik dan pemilu 2024 mendatang itu cukup bagus. "Artinya jangan sampai pemilu memecah belah bangsa, karena substansi pemilu itu memilih pemimpin yang baik," ujarnya.
Ditambahkan, bahwa dalam politik kebangsaan semua orang punya kesempatan yang sama untuk tampil menjadi pemimpin. "Tentu yang diharapkan kedepan ini adalah orang-orang yang mempunyai asens terhadap kebangsaan, nilai-nilai akumulatif dari semua kebutuhan dan mewakili dari semua komponen bangsa itu sendiri," tukasnya.
ADVERTISEMENT
Dalam pidato pengukuhannya, Surya Paloh menyampaikan sebuah tema bertajuk Upaya Meneguhkan Kembali Politik Kebangsaan.
Surya Paloh ketika menerima gelar Doktor Honoris Causa. Foto / dok
Sebuah tema yang mungkin terdengar klasik namun tetap harus dikumandangkan. Sebuah pekerjaan yang terus-menerus kita jalankan dan menjadi kontektual untuk disuarakan terlebih menjelang pesta demokrasi 2024 nanti.
"Dalam kerangka ini saya ingin mengajak semua pihak: siapapun kita, apapun pilihan profesi kita, marilah kita upayakan semua perilaku dan orientasi kita demi terbangunnya kebaikan bersama dalam bingkai kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena inilah sesungguhnya yang disebut politik itu," ujar Surya Paloh.
Menurutnya, kini ada dua persoalan yang bahkan bisa berlanjut dan memberi dampak lebih buruk dalam kehidupan bersama kita. Pertama, persoalan polarisasi sosial dan kebencian yang merupakan dampak dari kontestasi politik yang menggunakan eksploitasi politik identitas di berbagai lapisannya.
ADVERTISEMENT
Kedua, situasi pascapandemi Covid-19 yang tidak hanya telah mendisrupsi beberapa sendi kehidupan sosial dan kesehatan individu namun juga menghadirkan krisis keamanan dan pangan dunia.
"Menuju momen kontestasi nasional, yakni Pemilu Presiden dan Pemilu Legislatif 2024, kita dihadapkan pada situasi yang semakin dinamis dari waktu ke waktu," sambungnya.
Wali Kota Malang Sutiaji. Foto / Feni Yusnia
Terlebih, pengalaman dua pilpres terakhir cukup menjadi pelajaran bahwa kompetisi dalam pemilu bukanlah segalanya. Terlalu mahal pertaruhan yang dilakukan jika hanya untuk berkuasa lima hingga sepuluh tahun, yakni mengorbankan bangunan kebangsaan yang telah berdiri hampir satu abad ini.
Sebab itu, lanjut Surya Paloh, pemilu bukanlah sekadar ruang kontestasi dan pergantian pemimpin nasional. Melainkan perwujudan dari politik gagasan dan kompetisi yang penuh kedewasaan sikap serta ruang mencerdaskan kehidupan bangsa.
ADVERTISEMENT
Menurut Surya Paloh, disinilah kita diuji dalam mengatasi kehidupan kebangsaan saat ini. Inilah saatnya kita bersuka ria dalam sebuah pesta. Pesta demokrasi 2024. Sebuah pesta yang semestinya melahirkan kegembiraan dan keceriaan, sebagaimana lazimnya sebuah pesta.
''Inilah saatnya membangun kembali bangsa dan negara ini pascakrisis yang kita alami," pungkasnya.