Tanggapan Penerbit di Kota Malang Soal Masih Maraknya Pembajakan Buku
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-Perlawanan terhadap pembacakan buku terjadi. Salah satunya di Yogyakarta, sejumlah pegiat literasi melaporkan pembacakan buku ke kepolisian. Lalu, bagaimana di Kota Malang?
ADVERTISEMENT
Memandang maraknya pembajakan buku itu, Denny Mizhar dari Penerbit Pelangi Sastra tegas menolak buku bajakan. Meski buku terbitan Pelangi Sastra belum pernah dibajak. Akan tetapi ia menyadari pembajak buku itu merugikan banyak pihak, karena dalam produksi buku ada penulis, penerjemah, ada desainer, hingga editor.
Pembajak buku memotong itu, sehingga sang pembajak mendapatkan keuntungan yang berlipat secara instan. Pembajak buku ini pasti juga pemilik modal, sebab mereka juga memproduksi masal yang didistribusikan ke toko buku.
"Meski dan semoga tidak buku-buku terbitan pelangi sastra belum dibajak," ungkap Denny. Ia menambahkan jikalau ini tetap terjadi, maka akan mematikan penerbit.
Tak hanya itu, hal yang perlu dilakukan sebagai insan pekerja literasi memberi penyadaran pada pembaca agar tidak membeli buku bajakan, laporkan akun-akun sosmed, marketplace penjual buku bajakan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Sofyan dari Penerbit Intrans juga kecewa dengan para pembajak buku. Ia pernah merasakan buku terbitan Intrans dibajak. Ia menyebut ada dua buku yang dibajak. Yakni Pendidikan Kewarganegaraan dan buku karya Eko Prasetyo berjudul Bangkitlah Gerakan Mahasiswa.
Selain itu, Sofyan bersama Tim Intrans melakukan kunjunganya ke toko buku. Dan menanyakan darimana barang tersebut. Ia berharap negara bisa memberi sanksi tegas kepada kartel buku bajakan . Apalagi, lanjutnya, penerbit dan penulisnya masih hidup. "Kami menunggu iktikad baik dari pemerintah untuk memerangi pembajakan buku," pungkasnya.
Reporter : Rino Hayyu S
Editor : Irham Thoriq