Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Korlap Aremania Bilang: Kami Bukan Maling, Pak!

Konten Media Partner
3 Oktober 2022 11:37 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ghazali,48 tahun, salah seorang korlap Aremania.dok/pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Ghazali,48 tahun, salah seorang korlap Aremania.dok/pribadi
ADVERTISEMENT
MALANG - Peristiwa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, minggu dini hari (2/10) yang menewaskan sedikitnya 125 orang menuai kecaman banyak pihak. Paling keras, kecaman itu datang dari Aremania yang merasa menjadi korban kekerasan aparat.
ADVERTISEMENT
Wartawan tugumalang.id mewawancarai Ghazali,48 tahun, salah seorang pentolan Aremania. Dia adalah salah satu Koordinator Lapangan (Korlap) Aremania dan juga ketua Koordinator Wilayah (Wilayah) Klayatan, Kota Malang. Dia mengaku sudah 35 tahun menjadi Aremania, dan kejadian kali ini yang paling memilukan.
Berikut pernyataannya:
Saya sebagai Aremania mengutuk keras tindakan yang dilakukan oleh aparat terhadap supporter Aremania. Saya berharap tim investigasi mengusut tuntas kejadian ini. Termasuk, mengutuk dari mana perintah penembakan gas air mata itu pertama kali muncul.
Yang memerintah ditembakannya gas air mata, harus bertanggungjawab. Tidak mungkin tidak ada yang memerintah. Usut tuntas kasus ini hingga ke akar-akarnya.
Waktu kejadian saya berada di lokasi di tribun VIP bagian selatan. Cukup dekat dengan kejadian ini. Waktu itu memang ada Aremania turun ke lapangan, tapi mereka sebenarnya tidak untuk kisruh karena pemain Persebaya sudah masuk ruang ganti semua. Aremania ini ingin menyampaikan protes dan memberi semangat kepada para pemain Arema FC.
ADVERTISEMENT
Tapi, para aparat salah tafsir dan salah mengartikan. Disangka Aremania mau menyerang mereka. Aparat lalu menembakan gas air mata. Ada yang dipukul dan ditendang. Kami bukan Maling, Pak, kok sampai dipukul dan ditendang. Yang paling parah tentu saja penembakan gas air mata itu, yang ditembakkan langsung pada kerumunan suporter yang berada di atas tribun. Seharusnya aparat lebih persuasif, tidak main langsung menembakan gas air mata.
Di luar sana banyak informasi yang berseliweran, ada yang menyebut supporter menyerang aparat, itu sama sekali tidak benar. Juga tidak benar supporter sedang mabuk. Saya berharap media meluruskan informasi yang simpang siur ini.
Kami meminta semuanya diusut tuntas sampai ke akar-akarnya. Kami sangat menyesalkan kejadian ini.
ADVERTISEMENT