Tumbuhkan Ekonomi Masyarakat, Pemkot Malang Dorong Pengembangan Ekraf

Konten Media Partner
23 Juli 2021 13:47 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana studio Ekraf subsektor karya digital. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Suasana studio Ekraf subsektor karya digital. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG – Lebih dari 40 ribu pelaku ekonomi kreatif (ekraf) tinggal di Kota Malang. Keberadaan ekraf dianggap mampu menyokong pertumbuhan ekonomi di Kota Malang. Pemerintah Kota (Pemkot) Malang terus memberikan dorongan dan berharap Kota Malang bisa menjadi Silicon Valley-nya Indonesia.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Malang, Sutiaji, menyatakan bahwa sektor ekraf di Kota Malang akan terus didorong perkembangannya. Tentu karena ekraf bisa menjadi pendongkak ekonomi di masa mendatang. Bahkan di tengah terpaan pandemi COVID-19, sektor ekraf menjadi penyokong ekonomi Kota Malang yang tumbuh sekitar 3,83-4 persen.
“Ekonomi kreatif ini tidak pernah turun, sehingga harus terus didorong pertumbuhannya. Apalagi kekuatan ekonomi Indonesia berada di sektor mikro, yang tidak terlalu banyak terpengaruh situasi ekonomi global,” jelasnya.
Salah satu animasi series hasil karya pelaku Ekraf Kota Malang.
Hingga akhir semester pertama tahun 2021 ini, Kota Malang sudah mencatatkan ada 168 industri startup berbasis digital.
Sutiaji juga sudah sejak awal mengajak kelompok startup saling bersinergi dan kolaborasi menguatkan ekosistem digital kreatif di Kota Malang. Sehingga Kota Malang mampu menjadi “Silicon Valley” Indonesia, kaitannya dengan industri digital.
ADVERTISEMENT
Apalagi menurutnya, dari 16 subsektor ekraf, Kota Malang memenuhi semua kriteria tersebut. Meskipun lanjutnya, aplikasi, animasi. dan games, saat ini yang menjadi prioritas untuk dikembangkan.
ads
“Kami punya keyakinan yang kuat, dari Malang untuk Indonesia dan dunia ini menjadi kenyataan. Program-program kita harus mendunia, dan yakinlah Kota Malang punya potensi itu,” kata pria yang juga pernah menjadi wakil rakyat di DPRD Kota Malang itu.
Saat ini, Kota Malang tidak hanya menjadi “rumah” bagi para pelaku ekraf. Namun juga menjadi salah satu barometer kota ekraf unggul di Indonesia. Sejumlah rumah produksi atau studio bahkan sudah memproduksi kreasi digital dan memenangkan penghargaan di level internasional.
Salah satunya Roundbox, yang didirikan Mahrus Ali pada tahun 2017 lalu, mengembangkan studio animasi di Jalan Kendal Sari Barat 9/11 Kota Malang.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, studio animasi tersebut telah berhasil mengerjakan dan mengembangkan proyek besar, seperti Nussa, Riko The Series, Jojo & Friends, Pets United yang tayang di Netflix, AstroLoLogy, Ajisaka, Peter Rabbit, Oddbots, serta sejumlah proyek lain yang masih berjalan.
Diperkirakan omzet dari Roundbox yang sudah banyak mengerjakan proyek dari luar negeri ini mencapai Rp 5 miliar di tahun 2020-2021.
“Saya berharap sektor animasi di Kota Malang ke depan semakin berkembang, dengan pelaku-pelaku di dalamnya semakin kompak untuk memajukan industri ini,” kata CEO Roundbox, Mahrus Ali.
Begitu juga disampaikan Co-founder Roleplay Studio, Deni Prasetyo, yang juga aktif dalam Forum Animasi Malang. Pendiri startup animasi ini menyebut perkembangan kreasi animasi di Kota Malang terus meningkat. Bisa dilihat dari munculnya banyak studio baru skala kecil dan menengah, serta banyaknya pekerja freelance di sektor animasi. Bahkan dukungan Pemkot Malang terhadap pelaku ekraf sangat membantu iklim masyarakat kreatif.
ADVERTISEMENT
Roleplay sendiri merupakan salah satu dari puluhan rumah produksi animasi yang tergabung dalam Forum Animasi Malang. Saat ini, pihaknya memiliki belasan karyawan dengan ratusan proyek skala internasional, seperti dari Samsung, Jenius, Perusahaan Gas Negara (PGN), The United Nations Entity for Gender Equality and the Empowerment of Women (UN Women), XL Axiata, Morinaga, TungLok Group, dan lainnya.
Di bawah kepemimpinan Sutiaji, Kota Malang memang menjadikan ekraf sebagai salah satu misi capaian kinerja, yaitu mewujudkan kota produktif dan berdaya saing berbasis ekonomi kreatif, keberlanjutan dan keterpaduan. Bahkan, Kota Malang disebut-sebut menjadi salah satu kota kreatif yang memiliki subsektor unggulan berupa aplikasi dan pengembang permainan (games). Ada sekitar 13 studio terverifikasi yang memproduksi konten games.
ADVERTISEMENT
“Industri kreatif salah satunya games, cukup berkembang di Kota Malang. Kami ada komunitas Game Developer Malang (GDM), anggotanya sekitar 223 pengembang,” kata Ketua GDM, Amri Rizky.
Sementara, Pemkot Malang juga terus mendorong arek Malang bekerja kreatif. Pemkot Malang juga menyiapkan Malang Creative Center (MCC) sebagai inkubasi atau rumah bersama bagi pelaku ekraf.
Pemkot Malang juga menjalin komunikasi aktif dengan pegiat industri kreatif dan membantu pemasaran produk kreatif buatan Arek Malang. (ads)