UB Soroti Keterlibatan Perempuan dalam Aksi Terorisme

Konten Media Partner
26 November 2019 16:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ruby Kholifah Direktur AMAN Indonesia saat diwawancarai awak media, Selasa (26/11). foto: rezzadoa-tugumalang
zoom-in-whitePerbesar
Ruby Kholifah Direktur AMAN Indonesia saat diwawancarai awak media, Selasa (26/11). foto: rezzadoa-tugumalang
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID – Keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme menjadi sorotan hangat. Seperti halnya kasus di Medan, istri pelaku bom bunuh diri yang berencana melangsungkan aksi peledakan diri berhasil digagalkan. Bahkan satu tahun silam, perempuan juga terlibat dalam aksi bom bunuh diri satu keluarga di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Kasus inilah membuat Asian Muslim Action Network (AMAN) Indonesia dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB) Malang menyelenggarakan Indonesia Peacebuilder Forum (IPBF) 2019, Selasa (26/11). Mereka konsentrasi pada perdamaian dengan menggunakan gender mainstreaming.
Ruby Kholifah Direktur AMAN Indonesia membenarkan jika Jawa Timur memiliki catatan keterlibatan perempuan dan anak. "Belum lagi Jawa Timur memiliki catatan pelibatan perempuan dan anak dalam aksi bom bunuh diri. Untuk itu, harus ada penanganan dengan menggunakan perspektif gender agar kejadian violence ekstremisme tidak terulang kepada perempuan dan anak," katanya. Saat ini, kata Ruby, perekrutan cukup variatif. Mulai menyediakan kos-kosan untuk mahasiswa dan membantu kebutuhan sehari - hari.
Di tempat yang sama, Wakil Dekan 1 FISIP UB Siti Kholifah mengungkapkan pengarusutamaan gender harus didorong menjadi strategi nasional. " Indonesia, konteks ekstrimisme itu juga mengikutkan perempuan. Kasus di Surabaya salah satunya, bagaimana perempuan ikut dalam aksi bombers. Sementara kasus di Malang agak berbeda. Perempuan itu harus berjuang pasca suaminya ditangkap menjadi terduga teroris. Dia harus melindungi keluarganya baik secara ekonomi, psikologi, sosial, maupun culture," Imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Wakil Dekan 1 FISIP UB Siti Kholifah memberikan tanggapannya ketika diwawancarai media tentang aksi terorisme. foto:rezzadoa-tugumalang
Munculnya fenomena keterlibatan perempuan dalam aksi terorisme, perlu tindakan pengamanan dan penanganan bukan hanya mengungkap kasus. "Itu yang kemudian menjadi PR kita ke depan agar bagaimana membuat sebuah forum bahwa Indonesia penuh dengan perdamaian dan bagaimana institusi pendidikan, pemerintahan dan pesantren juga mengenalkan nilai yang mengandung peace building," tandasnya. Dalam kegiatan ini dihadiri 14 negara yang menjadi peserta dan pembicara mulai dari Australia, Kanada, jerman, Korea Selatan, Srilanka, dan Thailand.
Reporter : Rezza Doa