Universitas Negeri Malang Laksanakan Webinar Literasi Sains Prodi Pendidikan IPA

Konten Media Partner
13 Juli 2022 16:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Universitas Negeri Malang Laksanakan Webinar Literasi Sains Prodi Pendidikan IPA
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
MALANG - Universitas Negeri Malang, Prodi Pendidikan IPA Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) melaksanakan kegiatan webinar bertajuk ' Sosialisasi literasi Sains dalam Belajar dan Pembelajaran IPA di Sekolah'. Webinar itu diikuti 200 guru dari seluruh Indonesia yang digelar pada Sabtu (2/7/2022).
ADVERTISEMENT
Kegiatan dalam rangka pengabdian kepada masyarakat ini menghadirkan tiga nara sumber sekaligus dosen di Program Studi Pendidikan IPA FMIPA UM. Di antaranya, Dr Yayuk Mulyati SSi SPd MSi dengan materi pengenalan literasi sains menurut kerangka Programme for International Students Assessment (PISA).
Kemudian Indra Fardhani SPd MSc MIL PhD dengan materi penerapan model Reading to Learn (R2L) untuk meningkatkan literasi sains. Agung Mulyo Setiawan SPd MSi dengan materi penilaian literasi sains menurut kerangka PISA. Serta Tri Wulandari, aktivis mahasiswa selaku moderator.
Dr Yayuk Mulyati SSi SPd MSi salah satu pemateri yang memaparkan materi pengenalan literasi sains menurut kerangka Programme for International Students Assessment (PISA). Foto / dok
Terkait literasi sains dan asesmen PISA, Yayuk Mulyati menjelaskan bahwa asesmen PISA bukanlah sesuatu yang baru, melainkan sesuatu yang sudah lama.
"Pengertian Asesmen PISA merupakan asesmen yang bertaraf internasional untuk memonitor sistem pendidikan yang berkaitan dengan pencapaian belajar," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Terdapat tiga kemampuan utama yang diuji, kata dia, yakni literasi sains, matematika, dan membaca. Sedangkan bentuk penilaian dalam asesmen PISA mengunakan tipe HOTS yang dikelompokkan menjadi 7 level tingkat kompetensi.
"Asesmen PISA menggunakan penilaian tipe HOTS karena ingin mengukur keterampilan berpikir tinggi siswa," jelasnya.
Dalam kurikulum merdeka, salah satunya siswa dituntut untuk berpikir kritis dan kreatif yang merupakan kerangka PISA level 5 dan 6. Sehingga setiap sekolah harus mampu memenuhi tuntutan tersebut karena abad 21 sudah di depan mata.
"Untuk menerapkan HOTS, meskipun banyak permasalahan yang menghambat tapi ini merupakan sebuah tuntutan, apalagi dengan digulirkannya kurikulum baru (kurikulum merdeka)," sambung dia.
Indra Fardhani SPd MSc MIL PhD dengan materi penerapan model Reading to Learn (R2L) untuk meningkatkan literasi sains. Foto / dok
Sementara Indra Fardhani menambahkan, jika ralam literasi sains terdapat kata literasi yang merupakan kemampuan membaca dan menulis.
ADVERTISEMENT
"Sebagian besar guru SMP dan SMA menyuruh siswa untuk membaca secara mandiri karena menganggap mereka sudah mampu membaca. Namun berdasarkan hasil tes PISA membuktikan bahwa kebanyakan siswa tidak memahami apa yang dibaca," terangnya.
Maka, secara garis besar terdapat tiga alur dalam model Reading to Learn diantaranya adalah tugas, elaborasi, dan persiapan. Selain itu juga terdapat tiga tahapan yaitu menyiapkan dan menyuruh siswa membaca teks faktual, membuat catatan dari teks faktual yang dikenalkan, dan merangkum dengan kalimat siswa sendiri.
Agung Mulyo Setiawan SPd MSi pemateri yang memaparkan tentang penilaian literasi sains menurut kerangka PISA. Foto / dok
Dalam membuat rangkuman, kemampuan untuk mengambil intisari dari sebuah bacaan merupakan bekal siswa untuk membuat argumennya sendiri. Jika tidak dilatih, siswa tidak akan mampu membuat argumen yang memiliki data pendukung.
Iapun berpesan, agar peserta mampu menggunakan metode yang cocok untuk melatih literasi siswa.
ADVERTISEMENT
"Namun perlu diingat, literasi tidak dapat muncul dengan sendirinya, tentu harus ada pembiasaan, dan salah satu metode untuk pembiasaan adalah reading to learn. Jika peserta mau mencoba menggunakan metode ini dan jika sesuai silahkan diteruskan namun apabila tidak sesuai beliau berpesan jangan berhenti untuk mencari metode yang lain," tukasnya.
Senada, Agung Mulyo berharap kegiatan ininmendorong para guru agar mampu menerapkan gambaran penilaian yang sesuai dengan apa yang terkandung dalam kerangka PISA secara tepat dan jelas dalam literasi sains di sekolah.
"Hal ini penting untuk diimplementasikan, sebab pada untaian penilaian literasi sains ini dapat memudahkan guru dalam menyusun soal-soal serta teknik penilaian dalam pembelajaran secara berkala dan sangat dianjurkan diterapkan di setiap pembelajaran berlangsung," tandasnya.
Selama materi demi materi berlangsung, antusias peserta dalam forum ini sangat aktif dan interaktif. Hal ini menandakan bahwa topik yang disajikan dalam webinar ini sangat menarik dan sangat penting untuk dipelajari lalu diterapkan dalam pembelajaran di sekolah terutama dalam mengajar literasi sains.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pada akhir kegiatan terdapat banyak sekali permintaan dari para peserta agar diadakan lagi kegiatan seperti ini untuk mengedukasi dan membantu para guru dalam menghadapi problematika mengajar sains di sekolah.