Vaksinasi COVID-19 untuk Guru di Kota Malang Rampung

Konten Media Partner
31 Juli 2021 15:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksinasi COVID-19 untuk guru, di Persada Hospital Kota Malang. Foto: Ben
zoom-in-whitePerbesar
Vaksinasi COVID-19 untuk guru, di Persada Hospital Kota Malang. Foto: Ben
ADVERTISEMENT
MALANG – Sejak pandemi COVID-19 merebak, kegiatan belajar mengajar di Kota Malang dilakukan dengan metode digital atau pembelajaran jarak jauh (PJJ). Belum diketahui kapan aktivitas belajar akan kembali pulih seperti semula. Namun, rampungnya vaksinasi terhadap guru di Kota Malang memberi harapan kesiapan tenaga pendidik kembali ke sekolah dan mengajar secara tatap muka.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, Suwarjana SE MM, menyebut bahwa vaksinasi terhadap para guru di Kota Malang sudah rampung. Di mana program vaksinasi guru di Kota Malang sudah berjalan sejak awal tahun hingga Juni 2021. Kecuali untuk sejumlah guru yang tidak diperkenankan divaksin karena terkendala skrining dari tenaga medis.
“Jadi semua guru sudah divaksin. Kecuali guru yang secara aturan medis tidak diperbolehkan, itu ada,” jelasnya, pada Kamis (29/7/2021).
Suwarjana menyebut, total ada 13.978 guru di Kota Malang dalam data Disdikbud. Meliputi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Persentase guru yang belum divaksin, jumlahnya sedikit. Untuk program vaksinasi guru, 1.485 guru PAUD sudah divaksin, atau 78,1 persen dari 1.901 guru. 4.653 guru SD sudah divaksin, atau 93,1 persen dari 5.000 guru. Dan 2.130 guru SMP sudah divaksin, atau 72,8 persen dari 2.825 guru.
ADVERTISEMENT
“Nah untuk guru yang belum divaksin tersebut, kami upayakan secara bergiliran, dapat segera divaksin,” imbuhnya.
Mantan Kepala Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Kota Malang ini menyatakan, pandemi COVID-19 ini sangat berdampak pada sistem pendidikan.
Bahkan dalam penerapan pola dan metode PJJ, didapati kendala baik oleh guru dan siswa, saat awal-awal pelaksanaannya. Salah satunya, peserta didik harus lebih sering dibantu atau didampingi orang tua saat pembelajaran online.
“Padahal temuan kami, anak-anak lebih cepat menangkap pelajaran dengan metode tatap muka. Dan juga orang tua cukup mengantar ke sekolah, sehingga orang tua bisa melanjutkan aktivitas lainnya,” terangnya.
Namun di Kota Malang, kata Suwarjana, sejumlah masalah yang ada bisa tertangani. Bahkan selama ini, Disdikbud Kota Malang tidak pernah mendapatkan surat pengaduan dari orang tua siswa. Artinya, masalah sarana dan prasarana belajar online terpenuhi.
ADVERTISEMENT
“Jadi kalau masalah alat ya, selama ini siswa pakai handphone, bisa pinjam kakak, atau orang tua,” jelasnya.
Tidak hanya itu, kuota internet siswa, kata Suwarjana, sudah diberikan oleh Kemendikbud RI. Disdikbud Kota Malang juga memberikan bantuan laptop terhadap sejumlah lembaga untuk membantu lancarnya PJJ.
“Selain itu di masa pandemi ini kami juga tetap menyalurkan beasiswa terhadap siswa. Mereka yang kurang mampu, juga ada usulan dari sekolah di SD dan SMP. Beasiswa ini dari Pemerintah Kota Malang,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 17 Kota Malang, Saiful Arif, mengatakan bahwa dari total 59 guru dan karyawan, tersisa 3 guru belum divaksin. Itu karena memiliki penyakit bawaan. Artinya, semua guru telah mengikuti program vaksinasi dengan kesadaran.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada kendala. Artinya yang belum vaksin bukan karena tidak ingin, namun ada kendala kesehatan. Semoga vaksinasi ini menjadi salah satu solusi mengatasi pandemi. Kami juga berharap akan ditindaklanjuti untuk vaksinasi murid sebelum pelaksanaan pembelajaran tatap muka ke depan,” pesannya.
Tak jauh berbeda, Guru SMPN 23 Kota Malang, Tahes Ike Nurjannah, mengatakan bahwa para guru di lingkungannya sangat antusias mengikuti kegiatan atau program pemerintah untuk melaksanakan vaksin.
Dia berharap, vaksinasi tidak hanya dapat mengurangi kasus terpapar COVID-19, melainkan sekolah dapat beraktivitas kembali seperti sedia kala. Khususnya dalam kegiatan belajar mengajar.
“Karena dengan pandemi ini anak-anak juga tidak bisa pembelajaran secara luring, jadi sangat terkendala bagi bapak ibu guru untuk menyampaikan materi ke siswa, karena tidak bisa menjelaskan secara langsung. Jadi tidak tau mana anak yang benar-benar paham atau tidak paham sama sekali. Jadi semoga pandemi ini segera berakhir,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT