Walkot Malang Pastikan Sekolah Tatap Muka Tetap Ada, Meski Angka COVID-19 Naik

Konten Media Partner
21 Juni 2021 17:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wali Kota Malang Sutiaji saat meninjau proses uji coba sekolah tatap muka di SMP Negeri 6 Malang. Foto/Azmy
zoom-in-whitePerbesar
Wali Kota Malang Sutiaji saat meninjau proses uji coba sekolah tatap muka di SMP Negeri 6 Malang. Foto/Azmy
ADVERTISEMENT
MALANG - Dalam sepekan terakhir pasca Lebaran, angka penularan kasus COVID-19 di Kota Malang kembali naik. Tren ini rupanya tak hanya terjadi di Kota Malang. Di sejumlah daerah yang punya tren sama, bahkan mulai mengkaji ulang pelaksanaan sekolah tatap muka karena dikhawatirkan terjadi klaster baru.
ADVERTISEMENT
Namun, Wali Kota Malang Sutiaji rupanya punya langkah kebijakan berbeda, bahwa sekolah tatap muka masih mungkin akan dilakukan. Keputusan ini kata dia juga tak sepihak karena adalah hasil koordinasi dengan Pemprov Jawa Timur.
Sutiaji menggarisbawahi, pelaksanaan sekolah tatap muka harus tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 seketat mungkin. "Saya sudah koordinasi dengan Disdik Provinsi. Insya Allah tetap kita jalankan," terang Sutiaji, Senin (21/6/2021).
Pada intinya, lanjut Sutiaji, pandemi ini harus dihadapi dengan tenang, namun tetap waspada. Pencegahan tetap harus dicanangkan semua pihak untuk kembali menjalani kehidupan namun dengan adapatasi kebiasaan baru.
''Jangan kita membuat masyarakat panik. Penting kita juga tidak gagap. Justru dari uji coba tatap muka yang kita lakukan itu banyak hal yang bisa diambil manfaatnya," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kota Malang Husnul Muarif membenarkan jika peningkatan kasus COVID-19 di Kota Malang pasca lebaran benar terjadi. Indikasi pertambahan ini didasarkan pada peningkatan atau okupansinbed occupancy rate (BOR) dalam beberapa waktu terakhir.
''Ada peningkatan pasien 10 hingga 12 pasien per hari. Tingkat keterisian bed (BOR) di RS Lapangan sampai tadi malamsudah terisi 222 bed dari total 306 bed. Kasus naik lagi dan memang jadi perhatian kita," terang Husnul.