Wangi Dupa dan Mandi Kembang, Hiasi Hari Kebebasan Pers di Malang

Konten Media Partner
3 Mei 2019 13:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ritual mandi kembang dalam rangka Hari Kebebasan Pers Sedunia di Malang, jum'at (5/3).(foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).
TUGUMALANG.ID - Peringati Hari Kekebasan Pers Sedunia (World Press Freedom Day), belasan awak media dan juga pers mahasiswa (Persma) di Malang melakukan upacara bernuansa sakral. Yakni ruwatan mandi kembang di Alun-Alun Kota Malang Jumat (3/5/2019) pagi. Wangi dupa yang menyengat juga mengiringi prosesi tersebut.
ADVERTISEMENT
Beberapa organisasi profesi seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Malang, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang, Pewarta Foto Indonesia (PFI) Malang, Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Malang, dan juga Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Malang ikut bergabung dalam aksi tersebut.
Mereka semua menyerukan bahwa tindak kekerasan masih kerap kali terjadi pada profesi jurnalis saat melakukan peliputan dan menuntut keadilan akan hal itu.
"Ternyata hingga hari ini (3/5). Yang katanya negara sudah merdeka, sudah demokrasi, tapi ternyata masih banyak kasus kekerasan yang menimpa kawan-kawan kami para jurnalis ketika mereka melakukan tugasnya. Ketika melakukan kerja jurnalistik," terang Koordinator Aksi Abdul Malik.
Para wartawan mengumpulkan Id Card disertai kembang-kembang dalam rangka memprotes masih banyaknya kekerasan pada jurnalis.(foto: Gigih Mazda/Tugu Malang).
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) mencatat bahwa selama kurun waktu satu tahun ini, sejak Mei 2018 - Mei 2019, tercatat aebanyaj 42 kasus kekerasan terhadap jurnalis. Terbanyak terjadi kekerasan fisik 17 kasus, pemidanaan 7 kasus, dan anxaman kekerasan atau teror 6 kasus.
ADVERTISEMENT
"Para pelaku kekerasan masih dominan seperti dari aparat penegak hukum dan ormas (organisasi masyarakat). Dan itu preseden buruk di mana pihak keamanan yang seharusnya melindungi tapi justru melakukan kekerasan pada kawan-kawan kami," bebernya.
Dari data yang sama, tercatat pelaku kekerasan terhadap jurnalis adalah watga sebanyak 10 kasus, polisi 7 kasus, ormas 6 kasus, sedang aparat pemerintah sebanyak 6 kasus.
Sementara ketika disinggung terkait upacara 'sakral' berupa mandi kembang, pria yang akrab disapa Malik tersebut menyatakan bahwa sebenarnya hal itu adalah simbol untuk melawan kekerasan terhadap profesi jurnalis.
"Ada beberapa simbol. Ada dupa, bunga, air. Dupa ini adalah wewangian, bunga ini melambangkan keindahan, sedangkan air untuk membersihkan. Kami menginginkan keburukan dan kekerasan ini tidak akan terjadi lagi," imbuh Sekretaris AJI Malang tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia berharap, siapapun presiden yang terpilih tetap menjunjung keadilan dan membersihkan tindak kekerasan, dan hal itu tidak hanya untuk para pewarta.
Contoh kasus kekerasan pada jurnalis ini adalah kasus jurnalis Radar Bali Prabangsa, fotografer Prima Mulia, jurnalis freelance Iqbal Kusumadireza, dan masih banyak lagi.
Reporter: Gigih Mazda
Editor: Irham Thoriq