Warga Pasang Banner Protes Bau Sampah Menyengat di TPA Tlekung Kota Batu

Konten Media Partner
20 Februari 2022 15:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banner berisi aturan masuk kendaraan sampah yang dipasang di depan gerbang TPA Tlekung, buntut dari dampak bau menyengat hingga kebocoran lindi yang tak terselesaikan hingga kini. Foto: Ulul Azmy
zoom-in-whitePerbesar
Banner berisi aturan masuk kendaraan sampah yang dipasang di depan gerbang TPA Tlekung, buntut dari dampak bau menyengat hingga kebocoran lindi yang tak terselesaikan hingga kini. Foto: Ulul Azmy
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
BATU - Permasalahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tlekung di Kota Batu sejak beberapa tahun yang lalu masih belum terselesaikan. Bau sampah yang menyengat hingga kebocoran lindi masih dirasakan warga sekitar sampai sekarang.
ADVERTISEMENT
Kini, mereka kembali melakukan aksi memasang banner imbauan di depan gerbang TPA Tlekung. Banner itu berisi tujuh poin.
Pertama, angkutan sampah berplat hitam dilarang masuk. Kedua, angkutan sampah dari kendaraan Tosa hanya dari Desa Tlekung. Ketiga, hari Minggu dan libur nasional TPA Tlekung ditutup. Keempat, sampah yang dibuang ke TPA Tlekung hanya berasal dari Kota Batu. Kelima, jenis sampah yang dibuang ke TPA Tlekung hanya sampah rumah tangga. Keenam, angkutan sampah berplat merah wajib tertutup terpal. Dan ketujuh, TPA Tlekung hanya buka mulai pukul 6.00 hingga 16.00 WIB.
TPA Tlekung Kota Batu. Foto: Ulul Azmy
Banner ini juga jadi bagian dari aksi protes sebelumnya di mana dalam spanduknya berisi tulisan seperti 'Bencana Mengintai Dusun Gangsiran Ledok'. Banner ini juga masih terpampang di depan gerbang TPA.
ADVERTISEMENT
Kepala Kesbangpol Batu, Agoes Mahmoedi saat ditanya soal banner kesepakatan warga itu, bukan berasal dari Pemkot Batu. Dia menegaskan bahwa itu juga bukan hasil dari pertemuan antara warga dan Pemkot Batu beberapa waktu lalu.
Menurut Agoes, Pemkot Batu masih meminta waktu agar dapat menyelesaikan masalah ini sesuai mekanismenya. Pihak Pemkot berjanji akan mensosialisasikan solusinya di bulan ini.
''Nanti ada solusi yang sifatnya win-win solution. Lingkungan sehat, secara ekonomi masyarakat juga bisa untung,'' kata dia.
Agoes mengimbau warga untuk bersabar dan memberi kesempatan pada Pemkot Batu untuk menyelesaikan masalah menahun ini. ''Biar sama-sama enak. Kalau otot-ototan tidak akan selesai, malah nambah masalah lain," ucapnya.
Sementara, sejumlah warga sekitar juga sudah mulai resah dan mengalami dampaknya. Seperti dikatakan Riyono yang kerap tidak selera makan karena mencium aroma sampah yang menyengat.
ADVERTISEMENT
''Pernah waktu itu ada acara makan bersama di Masjid. Tapi gak jadi makan karena tiba-tiba kecium bau sampah yang menyengat,'' kisahnya.
Hal senada dikatakan Kepala Desa Tlekung, Mardi yang mengungkapkan bahwa permasalahan kebocoran lindi hingga saat ini masih terjadi dan belum diatasi. Jika tidak segera ditangani, maka berpotensi terjadi kerusakan lingkungan.
''Hingga saat ini, kami juga belum tahu persis soal solusi dari Pemkot Batu. Kami sudah kirim surat ke Pemkot Batu untuk memecahkan masalah ini,'' jelasnya.
Terpisah, menanggapi hal ini, Ketua Komisi C DPRD Kota Batu, Khamim Tohari menegaskan agar DLH bisa cepat tanggap dalam menanggapi keluhan ini. Bagaimanapun, masalah klise ini harus diselesaikan bersama-sama.
Di satu sisi, kata dia, masyarakat juga harus bijak dalam mengelola dan memilah sampah dari tingkat rumah tangga. Mengingat permasalah TPA di mana-mana juga pasti sama.
ADVERTISEMENT
''Saya tegaskan meski begitu DLH harus segera turun tangan. Karena ini juga menyangkut kesehatan warga,'' tegasnya.