Lebih Baik Mana, Restoran dengan Menu Generalisasi atau Spesialisasi?

Tyas Arini
a freelance writer who love to write about travel and food
Konten dari Pengguna
21 Desember 2021 14:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tyas Arini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menu restoran atau rumah makan menjadi prioritas utama yang harus dipikirkan pelaku bisnis. Tidak hanya keunggulan produk saja yang dipikirkan, namun ragam menu yang ditawarkan pada customer juga perlu dipikirkan masak-masak.
ADVERTISEMENT
Mengenai ragam menu tersebut, umumnya ada 2 pilihan, yakni restoran dengan menu generalisasi atau menu spesialisasi. Maksud menu generalisasi di sini adalah menu yang umum atau meluas. Kalau terkait dengan resto, mungkin bisa dibilang resto ‘serba ada’. Kebalikannya, menu spesialisasi adalah menu khusus dan hanya tersedia menu tersebut.
Prasmanan adalah salah satu menu generalisasi (foto: istockphoto.com)
Sebagai contoh, restoran dengan menu generalisasi adalah rumah makan prasmanan atau bisa juga rumah makan khas Sunda atau mungkin rumah makan Padang. Di restoran ini tersedia banyak menu, dari olahan ayam hingga olahan daging sapi. Untuk restoran dengan menu spesialisasi, sering ditemui seperti warung soto, bakso dan warung sate, yang hanya menjual menu itu saja.
Bagi pelaku bisnis kuliner, menentukan menu generalisasi atau spesialisasi harus dipikirkan dahulu. Ada sisi positif dan negatif di antara keduanya. Untuk menu generalisasi, sisi positifnya dapat menjangkau banyak kalangan. Dengan menu yang banyak dan cenderung lengkap, customer bisa menyesuaikan selera mereka dengan menu yang ditawarkan. Semua serba ada, untuk anak-anak hingga orang dewasa.
ADVERTISEMENT
Sedangkan sisi negatif dari menu generalisasi adalah banyaknya bahan yang harus disiapkan. Dengan adanya banyak menu, otomatis banyak bahan yang harus disimpan terlebih dahulu. Padahal belum tentu menu tersebut laris dipesan. Jika penjualan menu tersebut menurun, bahan masakan tersebut bisa menumpuk dan berujung tidak digunakan atau busuk. Walau menu yang tersedia banyak, tidak menjamin juga semua menu tersebut enak. Selain itu, pihak dapur akan kewalahan untuk mengontrol kualitas tiap menu.
Sate termasuk menu spesialisasi (foto: instagram.com/sateratu)
Bagaimana dengan menu spesialiasi? Tentunya juga memiliki sisi positif dan negatif. Untuk sisi positifnya, bisa lebih fokus dalam mengontrol kualitas makanan atau minuman yang disajikan, adanya optimasi bahan atau bahan tidak terbuang sia-sia dan branding ke masyarakat lebih mudah. Dengan mengenalkan produk yang menjadi andalan restoran tersebut akan lebih mudah diingat orang banyak. Untuk sisi negatifnya, karena hanya satu atau dua menu yang tersedia otomatis tidak semua orang bisa makan. Target marketnya mengecil dan terbatas hanya orang-orang yang suka atau sesuai dengan seleranya.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana dengan Sate Ratu? Menurut owner Sate Ratu, Budi Seputro, saat ini Sate Ratu menjalankan menu spesialisasi, yakni hanya menjual menu Sate Ayam Merah, Sate Kanak dan Sate Kulit. Sate dengan olahan daging ayam dan bumbu merah ini merupakan konsep yang dibangun dari awal. Ketika ditanya kenapa memilih menu spesialisasi, beliau menjawab bahwa ia lebih senang dengan konsep tersebut dan bisa lebih fokus dalam menjaga kualitas produknya.
Menurut Budi, untuk satu produk saja bisa timbul beragam masalah, apalagi kalau banyak produk, akan lebih banyak problemanya juga. Dengan produk yang khusus atau special, akan lebih mudah mengontrol kualitasnya dan menangani masalah yang terjadi. Saat ini, Sate Ratu akan tetap pada konsep menu spesialisasi namun tidak menutup kemungkinan adanya menu generalisasi.
Sate Ayam Merah dari Sate Ratu (foto: instagram.com/sateratu)
Perpindahan dari menu spesialisasi ke menu generalisasi dan sebaliknya mungkin saja terjadi, melihat dari penjualan ataupun perjalanan bisnis yang lebih menguntungkan. Jika ada perubahan menu tersebut, pemilik bisnis harus siap branding lagi dan mengontrol produk-produknya. Jangan sampai, tidak konsisten terhadap pilihan yang diambil.
ADVERTISEMENT
Baik menu generalisasi dan spesialisasi memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Keputusan akhir tetap pada pemilik bisnis. Dari sisi mana yang paling menguntungkan, produk mana yang paling ditonjolkan dan sebagainya. Untuk penutup, pastikan pemilik bisnis memiliki produk unik yang menarik customer untuk membeli dan mencobanya.