Mendalami Peran Public Relation

UI Mengajar
Gerakan UI Mengajar (GUIM) adalah kegiatan pengabdian yang berfokus pada dunia pendidikan untuk anak-anak Sekolah Dasar di daerah terpelosok.
Konten dari Pengguna
9 Maret 2020 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari UI Mengajar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sekolah Divisi Public Relation GUIM angkatan 9
zoom-in-whitePerbesar
Sekolah Divisi Public Relation GUIM angkatan 9
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Depok - Divisi Public Relations (PR) atau Humas memainkan peranan penting dalam suatu organisasi atau komunitas. PR berfungsi untuk menjalin hubungan eksternal dengan berbagai lapisan masyarakat seperti khalayak ramai, media massa, hingga pemerintahan. Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota PR, Gerakan UI Mengajar Angkatan 9 mengadakan Sekolah Divisi Public Relations dengan menghadirkan pemateri ahli di bidangnya pada hari Sabtu, 1 Juni 2019 di Ruang BEM UI, Gedung Pusgiwa UI, Depok. Acara ini berlangsung selama empat jam dan dihadiri oleh segenap anggota divisi PR dan beberapa anggota divisi lain di Gerakan UI Mengajar.
ADVERTISEMENT
Pemateri pertama adalah ibu Dyah Rachmawati Sugiyanto yang merupakan Ketua Ikatan Pranata Humas Indonesia periode 2018-2021. Perempuan yang akrab disapa Bu Dyah ini memaparkan materi mengenai bagaimana cara menyusun strategi komunikasi dalam menjalin hubungan dengan pemerintahan, mulai dari gubernur dan bupati hingga dinas-dinas di bawahnya. Strategi ini, menurut beliau, sangat penting untuk menghadapi urusan birokrasi dan menggali informasi di daerah setempat. Selain itu, Bu Dyah juga menjelaskan mengenai teknik lobbying, negosiasi, dan etika PR di lapangan. Bu Dyah yang juga berprofesi sebagai dosen Hubungan Masyarakat ini berpendapat bahwa mencari seorang sosok yang dapat diterima oleh setiap pihak di pemerintahan merupakan salah satu kunci keberhasilan menjalin relasi dengan pemerintah. Di akhir materinya, beliau menjelaskan bahwa untuk mencapai 100 persen kesuksesan dalam PR terdapat beberapa komponen yaitu 25% pengetahuan, 30% keterampilan, 40% sikap, dan 5% keberuntungan. “Sikap dan perilaku PR adalah yang terpenting”, pesan beliau.
ADVERTISEMENT
Pemateri kedua dalam Sekolah Divisi ini adalah bapak Jojo Suharjo Nugroho (Om Jojo) yang menjabat sebagai Managing Director dari Imogen PR sekaligus Ketua Asosiasi Perusahaan PR Indonesia. Om Jojo memaparkan materi “Public Relation 101” mengenai cara menjalin hubungan dengan media dan wartawan serta perkembangan digital platform dalam eksekusi program humas. Materi dibuka dengan penjabaran mengenai perbedaan antara usaha pemasaran, iklan, dan hubungan masyarakat. Menurut beliau, beda antara PR dengan pemasaran serta iklan adalah usaha komunikasi yang dalam PR disampaikan oleh pihak eksternal sedangkan pemasaran dan iklan dikomunikasikan oleh pihak internal sehingga PR memiliki pengaruh (influence) lebih kuat bagi sasaran komunikasi dalam penyamaan persepsi serta nilai antara penyelenggara kegiatan dan target audiens. Berikutnya, Om Jojo menjelaskan betapa besarnya kekuatan media massa dalam membentuk opini masyarakat serta bagaimana cara agar penyelenggara kegiatan mampu menjalin hubungan dengan wartawan selaku representasi media massa untuk menyebarkan informasi dan membentuk opini publik terkait kegiatan yang diselenggarakan. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun Om Jojo memaparkan bahwa dalam menjalin hubungan dengan wartawan ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Satu kesalahan kecil akan mengakibatkan pemberitaan yang tidak sesuai dengan yang diharaapkan sehingga perlu dibuat SOP yang jelas baik di internal keapnitiaan/organisasi dan dengan pihak media. Di akhir materinya, Om Jojo memaparkan betapa pentingnya PR melalui digital platform saat ini dan media apa saja yang perlu digunakan secara optimal dalam mendukung usaha PR melalui digital platform.
ADVERTISEMENT
Setelah setiap pemateri menyelesaikan pemaparannya, terdapat sesi diskusi untuk menjawab berbagai pertanyaan dari peserta sekolah divisi dan juga untuk berbagi pengalaman pada beberapa kasus tertentu. Saat salah satu peserta menanyakan tentang skill apa saja yang perlu dimiliki oleh eksekutor PR di era modern, Om Jojo mengatakan bahwa kemampuan untuk menulis, public speaking, dan membuat konten adalah tiga kemampuan utama untuk dapat menjadi pekerja PR yang sukses. Sedangkan, Bu Dyah menyatakan bahwa seorang pekerja PR tidak boleh sakit. “Seorang PR ga boleh sakit, harus punya dua nyawa”, ujar Bu Dyah sembari menekankan kembali pentingnya peran seorang PR. Kegiatan diakhiri dengan penyerahan plakat dan bingkisan kepada masing-masing pembicara oleh project officer Gerakan UI Mengajar Angkatan dan sesi foto bersama.
ADVERTISEMENT
9 Juni 2019
Penulis: Farid Lisniawan Muzakki
Editor: M Rizky Akbar
Dokumentasi: M Rizky Akbar