24 Jenazah Migran Ditemukan di Lepas Pantai Libya

28 Juni 2017 21:23 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jenazah migran di Tajoura (Foto: Reuters/Hani Amara)
zoom-in-whitePerbesar
Jenazah migran di Tajoura (Foto: Reuters/Hani Amara)
ADVERTISEMENT
Relawan Red Crescent menemukan 24 jasad para migran di Distrik Tajoura, sebelah timur Kota Tripoli, Libya, Selasa (27/8).
ADVERTISEMENT
Menurut informasi dari penjaga pantai di Distrik Tajoura, jasad para migran telah terdampar di pantai sejak akhir minggu lalu dan beberapa bagian tubuh dari jasad-jasad tersebut telah dimakan oleh anjing liar.
Dilansir Reuters, jumlah korban diperkirakan akan meningkat mengingat banyaknya perahu pengangkut migran yang mengarungi jalur laut internasional. Biasanya satu perahu mampu mengangkut hingga lebih dari 100 penumpang.
Jenazah migran di Tajoura (Foto: Reuters/Hani Amara)
zoom-in-whitePerbesar
Jenazah migran di Tajoura (Foto: Reuters/Hani Amara)
Misi penyelamatan yang dipimpin oleh Italia ini dimulai sejak Senin dan masih berlajut hingga Selasa. Sekitar 5 ribu migran telah diselamatkan dari lepas pantai Libya dengan bantuan layanan darurat, angkatan laut, dan kapal pribadi. Mereka saat ini telah dibawa ke tempat yang aman.
Tim penyelamat telah mengerahkan segala upaya untuk menyelamatkan semua migran. Namun, kapal mereka kelebihan beban yang mengakibatkan 3 orang migran tenggelam dan tewas.
ADVERTISEMENT
"Meski telah berusaha mengerahkan segala upaya, tiga orang tewas karena tenggelam dari perahu karet. Kapal penyelamat di daerah tersebut sedang berjuang untuk memberikan pertolongan," tulis Jugend Rettet, kelompok pemuda penyelamat Jerman, dalam laman facebook mereka.
"Kami mencapai batas kemampuan kapal kami, sementara regu kami melihat banyak kapal di cakrawala. Saat ini, semua kapal berada dalam keadaan kelebihan beban," tambah Jugend Rettet.
Sekadar informasi, kelompok ini telah melalui perjalanan berbahaya menyebrangi laut Eropa untuk misi penyelamatan migran selama empat tahun terakhir.
Jumlah pengungsi yang sampai ke Eropa melalui laut tahun ini kurang dari setengah dari total migran yang mencari suaka, hal ini karena Uni Eropa dan Turki sepakat untuk menutup sejumlah jalur sibuk di Yunani. Namun kebijakan ini berimbas pada jumlah kedatangan migran ke Italia meningkat drastis.
ADVERTISEMENT
Sekitar 72 ribu pengungsi tiba di Italia dengan menggunakan jalur berbahaya dari Libya antara 1 Januari dan 21 Juni. Jumlah itu meningkat 20 persen daripada 2016 lalu.
Karena melalui jalur berbahaya tersebut, menurut organisasi migran, lebih dari 2 ribu orang tewas dalam perjalanan.
Jenazah migran di Tajoura (Foto: Ismail Zitouny)
zoom-in-whitePerbesar
Jenazah migran di Tajoura (Foto: Ismail Zitouny)
Kelompok kejahatan memanfaatkan pelanggaran hukum yang meluas di Libya untuk membangun usaha menguntungkan, dengan menjejalkan sebagian besar pengungsi sub-Sahara Afrika dan Bangladesh ke dalam perahu karet kecil.
Italia dan Uni Eropa bekerja sama dengan pihak berwenang Libya untuk melawan penyelundup, namun kekacauan, yang memungkinkan kelompok kejahatan berkembang, menghambat usaha mereka.