AS Desak PBB untuk Segera Bertindak Akhiri Krisis Rohingya

21 September 2017 8:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mike Pence di Kennedy Space Center, Florida (Foto: REUTERS/Mike Brown)
zoom-in-whitePerbesar
Mike Pence di Kennedy Space Center, Florida (Foto: REUTERS/Mike Brown)
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mendesak Dewan Keamanan PBB agar segera mengambil tindakan keras untuk mengakhiri krisis Rohingya di Myanmar, kata Wakil Presiden AS Mike Pence, Rabu (20/9).
ADVERTISEMENT
AS menganggap kekerasan di negara itu merupakan ancaman di dalam dan luar kawasan.
Dilansir Reuters, Kamis (21/9), ketika berbicara dalam sidang Dewan Keamanan PBB yang membahas reformasi pemeliharaan perdamaian, Pence menyalahkan respon militer Myanmar dalam menangani serangan militan dengan cara membakari desa-desa dan membuat ribuan masyarakat dari etnis Rohingya lari dari rumah mereka.
Puing rumah Rohingya yang dibakar. (Foto: Soe Zeya Tun/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Puing rumah Rohingya yang dibakar. (Foto: Soe Zeya Tun/Reuters)
Pence telah berulang kali menyuarakan desakan AS agar militer Myanmar segera mengakhiri kekerasan serta mendukung upaya diplomatik bagi penyelesaian jangka panjang.
"Saya dan Presiden Trump juga menyerukan kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengambil tindakan keras dan cepat untuk mengakhiri krisis ini serta membawa harapan dan bantuan bagi rakyat Rohingya," kata Pence.
Pernyataan itu sejauh ini merupakan yang paling keras yang pernah disampaikan pemerintah AS dalam menanggapi kekerasan di negara bagian Rakhine, Myanmar tersebut.
ADVERTISEMENT
Pence melihat kekerasan dan eksodus Rohingya yang termasuk di dalamnya orang tua dan puluhan ribu anak, sebagai sebuah "tragedi besar".
Kekerasan mulai merebak bulan lalu, PBB mengatakan militer Myanmar dengan kejamnya melakukan pembersihan etnis yang telah memaksa 422 ribu warga Muslim Rohingnya mengungsi ke Bangladesh.
"Jika kekerasan ini tidak dihentikan dengana persetujuan yang adil, maka keadaan ini akan semakin buruk," kata Pence. Pence menambahkan bahwa jika tidak diselesaikan secepatnya konflik ini akan mengacaukan generasi selanjutnya
"Konflik ini akan menabur benih kebencian dan kekacauan yang mungkin akan memakan daerah ini dari generasi ke generasi dan akan mengancam kedamaian kita semua," kata dia.
Pengungsi Rohingya (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
zoom-in-whitePerbesar
Pengungsi Rohingya (Foto: REUTERS/Mohammad Ponir Hossain)
Pence mengatakan AS menyambut pidato nasional yang disampaikan pemimpin Myanmar, Aung San Suu Kyi, bahwa para pengungsi yang ingin kembali tidak perlu takut.
ADVERTISEMENT
Tapi, para pengungsi Rohingya yang saat ini berada di Bangladesh mengatakan mereka merasa tidak punya harapan besar atas pidato yang disampaikan Suu Kyi.
Saat berpidato pada Selasa, Suu Kyi mengecam terjadinya kekerasan dan mengatakan semua orang yang melakukan pelanggaran akan dihukum. Ia menambahkan bahwa dirinya bertekad untuk mengembalikan perdamaian dan aturan hukum.
Namun demikian, Suu Kyi tidak menyinggung tuduhan PBB soal pembersihan etnis Rohingya, padahal dalam beberapa pertemuan PBB, sejumlah kepala negara membahas tentang pembersihan etnis yang dilakukan oleh militer Myanmar.
Aung San Suu Kyi (Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun)
zoom-in-whitePerbesar
Aung San Suu Kyi (Foto: REUTERS/Soe Zeya Tun)