Bisnis Digital di Era Revolusi Industri 4.0 Hanya dengan Modal Jari

Konten dari Pengguna
12 September 2019 11:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ulmona Hasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kita saat ini sedang berada pada masa saat revolusi Industri 4.0 sedang diperdebatkan dan juga dimulai. Seluruh lapisan masyarakat diminta oleh pemerintah untuk menyiapkan diri di zaman revolusi industry 4.0 yang dimana hamper seluruh bagian dari kehidupan kita sudah tersentuh oleh smart technology. Bukan tidak mungin, apa yang dulu hanya menjadi imajinasi orangtua kita pada zamannya justru tercipta di saat ini. Seperti transaksi jual beli tanpa harus bertatap muka.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut yang membuat Kimia Farma juga ikut beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0 sehingga menghadirkan Mediv sebagai terobosan terbaru mereka dan memperkenalkannya dengan menyelenggarakan road show yang bertajuk Bisnis Modal Jari pada tanggal 5 September lalu di Makassar.
Road Show ini menghadirkan 3 nara sumber yaitu , Dharma Syahputra (Direktur Umum & Human Capital Kimia Farma), Stefanie Kurniadi (Founder CRP Group) dan Ivan Aditya (Digital Marketing Manager PT. Tunas Ridean Tbk)
Para nara sumber memberikan infromasi dan hal hal yang perlu kita perhatikan jika ngin memulai bisnis digital dengan sukses
1. Mulai dari yang Mudah,
Seperti yang dikatakan oleh Dharma Syahputra jika ingin memulai bisnis. Mulailah dari hal yang mudah dikerjakan. Tidak perlu memkasakan diri dengan memulai bisnis A dan B tapi modal yang dibutuhkan besar lalu pada kenyataannya kita tidak punya modal sebesar itu.
ADVERTISEMENT
2. Jangan sungkan untuk bermitra
Untuk mengawali sebuah usaha, kadang memang kita tidak percaya diri untuk memulai sendiri. Tak ada salahnya untuk bermitra atau bekerja sama dengan orang lain. Sehingga bisnis yang dijalankan lebih terasa ringan. Karena berbagi tanggungjawab serta pekerjaan
3. Bisa melihat peluang
Coba amati di sekitar, untuk mendapatkan peluang bisnis yang diinginkan,. seperti yang dilakukan oleh Stefabie Kurniadi yang merupakan Founder CRP Group yang terkenal dengan Warunk Upnormal nya. Peluang yang dilihat oleh Stefanie ialah adalanya gap antara kafe Internasional dan kafe local. Ia melihat ini sebagai peluang untuk menciptakan kafe local yang bisa menjadi kafe kekinian yang menjadi kebanggaan anak muda Indonesia. Maka terbciptalah Upnormal dan Bakso Boedjangan dengan jumlah outlet yang sudah tersebar di beberapa wilayah Indonesia.
ADVERTISEMENT
4. Melakukan Inovasi
Ketika bisnis yang dikerjakan sudah mulai berjalan kadang ada masa dimana kegagalan menghampiri. Entah itu bangkrut atau ditipu oleh partner dan berbagai macam kegagalan lainnya. Jika hal ini terjadi, Jangan menyerah karena menurut Dharma Syahputra “bisnis itu ada jatah gagalnya” setiap orang yang memulai bisnis pasti akan mengalaminya. Kuncinya hanya bangkit lagi dan jangan mudah menyerah. Bangkit dan pelajari apa yang membuat kita seperti itu lalu lakukan inovasi untuk memperbaiki kesalahan dimasa lalu.
5. Menggunakan cara marketing yang tepat
Pemasaran suatu bisnis dilakukan juga dengan melihat sasaran pasar bisnis kita. Seperti yang dilakukan oleh Stefanie, ketika sasaran pasarnya adalah anak muda yang dikerjakannya adalah mengamati apa yang diminati oleh anak muda saat itu. Apalagi system pemasaran yang dilakukannya itu berbasis media social. Jadi tak hanya berpromosi dengan jasa influencer, tetapi juga mengerjakan hal yang sedag menjadi trend dikalangan anak muda di social media. Yaitu membuat “prank” lalu di unggah ke social media.
ADVERTISEMENT
Ivan Aditya lagi memaparkan promosi yang tidak seharusnya dilakukan di sosial media, Stefanie Kurniadi, Dharma Syahputra dan MC
6. Social Media Story Telling dengan berkualitas
Saat ini social media menjadi kekuatan tersendiri untuk melakukan pemasaran suatu bisnis. Tapi, menurut Ivan Aditya saat melakukan promosi di social media dengan mengunggah produk yang ingin ditawarkan bahasa yang digunakan sebaiknya menggunakan cara soft selling yaitu tidak langsung menawarkan produknya tetapi diawali dengan cerita pengantar terlebih dahulu. Tak hanya itu di social media yang diperlukan agar follower tidak kabur yaitu jangan mengunggah postingan terlalu sering dengan gambar yang sama. Karena yang diperlukan untuk menarik menita para followers tentu pada storytellingnya. Bukan kuantitasnya tapi kualitasnya yang penting.
Jika sudah menyimak hal hal yang perlu diperhatikan dalam memulai bisnis digital di era revolusi industry 4.0 dan masih ada keraguan untuk memulainya tak ada salahnya jika bermitra dengan Mediv. Semua yang disampaikan oleh nara sumber bisa kamu praktikkan dengan menjadi Mitra Mediv yang merupakan naungan dari apotek Kimia Farma yang sudah sangat dikenal karena memiliki jaringan sekitar 1230-an apotek di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Mediv merupakan platform pertama dalam industry kesehatan di Indonesia yang menjadi media para mitra mediv untuk berjualan alat kesehatan dan beberapa produk kecantikan. Yang jika menjadi mitra yang dibutuhkan hanyalah smartphone karena itu Mediv mengambil slogan “bisnis dengan modal jari”
Mediv bisa di download melalui Play Store pada Android. Dari aplikasi tersebut para mitra Mediv bisa menjadi reseller dan memperoleh Customer. Setiap alat kesehatan tertentu yang ditawarkan di katalog Mediv akan muncul dengan techonology AR (Augmented Reality). Jadi calon pembeli seperti bisa melihat langsug barang yang ditawarkan karena berwujud 3D.
Jadi, berbisnis di era digital ini bukan lagi hal yang sulit bukan? Karena Mediv sudah memberika media untuk bermitra dan sukses bersama.
ADVERTISEMENT