news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Cegah Penyakit Tidak Menular, Dosen FKIK UMY Adakan Skrining Sindrom Metabolik

UMY Mengabdi
Berita tentang UMY
Konten dari Pengguna
22 Maret 2022 10:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari UMY Mengabdi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sosialisasi Skrining Sindrom Metabolik
zoom-in-whitePerbesar
Sosialisasi Skrining Sindrom Metabolik
ADVERTISEMENT
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), penduduk di Indonesia dengan penderita sindrom metabolik mencapai angka 23% dan berisiko menyebabkan penyakit tidak menular seperti jantung, stroke, serta diabetes.
ADVERTISEMENT
Untuk mencegah sindrom metabolik, Tim Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) adakan skrining sindrom metabolik. Acara tersebut mengundang Ibu-Ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) RT. 07 Karangjati, Bangunjiwo yang berlangsung di Sekar Mataram pada Minggu (20/3).
Disampaikan dr. Imaniar Ranti, M.Sc., bahwa masyarakat perlu untuk memahami pengelolaan sindrom metabolik untuk mencegah kematian prematur akibat penyakit tidak menular.
“Seperti tahun-tahun sebelumnya, kami mengadakan acara penyuluhan tentang kesehatan yang pada kesempatan ini mengangkat tema bagaimana skrining sindrom metabolik untuk mencegah penyakit tidak menular,” jelas Ranti.
Pada sesi penyuluhan, Ia menerangkan bahwa sindrom metabolik sendiri merupakan kumpulan gangguan metabolik tubuh berupa obesitas sentral, hipertensi, dislipidemia atau peningkatan kadar lemak tubuh, serta hiperglikemia atau peningkatan kadar gula darah.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan bahwa terjadinya sindrom metabolik disebabkan pola hidup sedentary atau pola hidup yang mengarah kepada aktivitas fisik yang rendah. Akibatnya, sindrom metabolik memberikan dampak fatal apabila seseorang masuk ke dalam kriteria tersebut.
“Bila mengalami sindrom metabolik, seseorang akan mengalami peningkatan risiko menderita penyakit tidak menular seperti; penyakit jantung sebesar 2x lipat, stroke sebesar 4x lipat, diabetes melitus tipe 2 sebesar 5x lipat, mikroalbuminuria, ginjal kronis, disfungsi seksual, disfungsi kognitif, dan kanker,” terang Ranti.
Ranti mengimbau kepada masyarakat untuk mencegah sindrom metabolik melalui ATM BANK, akronim dari 7 langkah yang harus dilakukan dalam pencegahan sindrom metabolik.
“Ingat, cegah sindrom metabolik dengan ATM BANK. Pertama, ayo kelola berat badan. Kedua, ingkatkan aktivitas fisik. Ketiga, monitor tekanan darah. Keempat, berhenti merokok. Kelima, awasi kadar kolesterol dan gula darah. Keenam, no stress and be happy. Terakhir, konsultasi ke dokter jika ada keluhan,” tambahnya.
ADVERTISEMENT
Acara penyuluhan ini juga dimeriahkan dengan senam bersama, serta memberikan fasilitas cek kesehatan secara gratis.
Ranti berharap acara ini dapat membantu mengurangi resiko terjadinya penyakit tidak menular. “Diadakannya penyuluhan secara rutin serta adanya pemeriksaan semoga bisa mengurangi risiko terjadinya penyakit tidak menular yang ada di masyarakat,” ujarnya.
Senada dengan Supriyati, warga RT 07 Karangjati, bahwa acara ini memberikan banyak manfaat khususnya mengenai kesehatan kepada warga RT 07. Ia juga berharap agar acara ini dapat dilakukan secara rutin.
“Penyuluhan tentang sindrom metabolik memberikan manfaat yang luar biasa bagi warga RT 07. Kami sangat berterima kasih kepada tim penyelenggara yang telah memberi fasilitas berupa acara ini. Semoga acara ini dapat berlanjut dan kedepannya lebih baik lagi,” ungkap Supriyati.
ADVERTISEMENT