Ecobrick, Solusi Atasi Masalah Sampah Plastik

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
19 Februari 2024 9:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mahasiswa UAD sosialisasikan cara pembuatan ecobrick dari sampah plastik pada warga Gedongsari (Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Mahasiswa UAD sosialisasikan cara pembuatan ecobrick dari sampah plastik pada warga Gedongsari (Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Tahun 2022 dari 202 kabupaten/kota di seluruh Indonesia menyatakan bahwa jumlah timbunan sampah nasional mencapai 21.1 juta ton. Hal itu menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil sampah terbesar kedua di dunia setelah China. Dari jumlah tersebut, sampah plastik merupakan salah satu sumber utama penumpukan sampah di Indonesia, karena sampah plastic yang membutuhkan waktu 1.000 tahun untuk terurai. Selain itu, selama ini masyarakat Indonesia cenderung melakukan penghancuran sampah plastik dengan cara dibakar dan menimbulkan masalah lain yakni polusi udara.
ADVERTISEMENT
Sebagai upaya mengatasi masalah itu, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Periode-119 Universitas Ahmad dahlan (UAD) Unit XI.A.1 mengajak warga di Pedukuhan Gedongsari, Wijirejo, Pandak, Bantul untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi ecobrick. Metode ini menjadi opsi terakhir untuk mengurangi sampah plastik ketika metode pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang tidak cukup untuk menghentikan jumlah sampah plastik yang terus meningkat setiap hari.
Ecobrick merupakan salah satu cara untuk mengurangi jumlah sampah plastik dan mendaur ulang botol plastik menjadi sesuatu yang bermanfaat dengan mengisi botol plastik dengan sampah anorganik bersih hingga botol menjadi keras dan tidak bocor. Hasil dari ecobrick dapat digunakan untuk pembuatan meja, kursi, dinding, dan karya seni lainnya.
Ketua Unit XI.A.1, Ratna Prihatiningsih, menjelaskan alasan memilih pembuatan ecobrick karena memiliki nilai estetika, selain itu juga dapat membantu mengurangi jumlah sampah plastik yang sulit terurai. Dengan terlaksananya program tersebut, Ratna bersama timnya berharap kegiatan ini menjadi awal untuk menjadikan warga di Gedongsari sebagai pionir dalam pengurangan pemakaian plastik. (Ismaya)
ADVERTISEMENT