news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Gunakan Momentum Hijrah untuk Meraih Berkah

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
16 Agustus 2021 8:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pesantren Universitas Ahmad Dahlan (Persada) Yogyakarta mengadakan tablig akbar bertema “Momentum Hijrah, Meraih Berkah” (Foto: Laras)
zoom-in-whitePerbesar
Pesantren Universitas Ahmad Dahlan (Persada) Yogyakarta mengadakan tablig akbar bertema “Momentum Hijrah, Meraih Berkah” (Foto: Laras)
ADVERTISEMENT
Pesantren Universitas Ahmad Dahlan (Persada) Yogyakarta mengadakan tablig akbar bertema “Momentum Hijrah, Meraih Berkah” dalam rangka menyambut tahun baru Islam pada Kamis, 12 Agustus 2021, melalui virtual di Zoom Meeting dan YouTube Persada UAD TV.
ADVERTISEMENT
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bulan Muharam memiliki arti khusus teruntuk umat muslim, yaitu peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad saw. dari Makkah ke Madinah. Peristiwa ini dijadikan sebagai dasar penetapan awal tahun dalam Islam. Dalam pemaknaannya, hijrah adalah mengubah diri menjadi lebih baik. Pada bulan ini pula Rasulullah menganjurkan untuk beribadah puasa kepada umatnya, puasa di bulan Muharam merupakan puasa yang utama setelah puasa wajib di bulan Ramadan.
Dalam sambutanya Ustadz Thontowi, S.Ag., M.Hum. selaku Mudir Persada berharap jangan sampai generasi saat ini lebih antusias menyambut tahun baru Masehi daripada tahun baru Islam. Sebagaimana diketahui hijrah adalah mengubah diri menjadi lebih baik. Harapannya anak muda sekarang bisa meningkatkan lebih baik lagi di tahun yang baru.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Ustaz Muhammad Faizar Hidayatullah, praktisi rukiah syar’iyah sekaligus founder Arsyada Yadaka Indonesia hadir sebagai pemateri. Ia menyampaikan pemaknaan hijrah. Hijrah dalam bahasa artinya adalah menjauhi, keluar dari satu tempat ke tempat lainnya. Adapun makna dalam istilahnya adalah meninggalkan negeri yang penuh kekufuran berpindah ke negeri Islam. Berbeda dengan kitab Fathul Bari makna dari hijrah adalah meninggalkan apa-apa yang Allah larang.
“Jadi, orang yang berhijrah pasti akan menjauhkan dirinya, keluarganya, dan lain sebagainya, yang tidak sejalan dengan Islam. Oleh karena itu kalau dilihat pada kitab Syajaratul Ma’arif bahwasanya hijrah dibagi menjadi dua, hijrah berpindah ke tempat satu ke tempat lain, serta hijrah meninggalkan dosa dan bermusuhan,” tutur Ustadz Faizar. (Lrs).
ADVERTISEMENT