news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Inovasi Paving Ramah Lingkungan, Tim UAD Raih Emas Ajang Internasional

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
26 September 2022 9:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama dosen pembimbing Adi Permadi, S.T., M.T., M.Farm., Ph.D. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama dosen pembimbing Adi Permadi, S.T., M.T., M.Farm., Ph.D. (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Tim Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang diketuai oleh Imam Mahdi (Teknik Kimia 2021) beranggotakan Yolanda Waldatul Marwa (Teknik Kimia 2020), Rini Suphia Nuryati (Fisika 2020), Asna Adira Finan (Fisika 2020), Annas Putra Maulana (Fisika 2021), dan di bawah bimbingan Adi Permadi, S.T., M.T., M.Farm., Ph.D., berhasil menyabet medali emas dalam ajang World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) dan Doza Srekja Macedonia Special Award. Ajang bertaraf internasional ini dilaksanakan di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada tanggal 22–26 Agustus 2022 dengan diikuti 254 tim dari 26 negara, di antaranya Indonesia, Malaysia, Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Turki, Brazil, Montenegro, India, Meksiko, Qatar, Afrika Selatan, Turki, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Tim ini mengusung riset berjudul “Paving from Used Masks is an Alternative Solution for Reducing Environmental Harm”. Paving tersebut merupakan paving yang ramah lingkungan karena menggunakan limbah masker, plastik, dan cangkang kerang sebagai bahan utama pembuatannya.
Riset itu berangkat dari keresahan tim yang sejalan dengan fakta bahwa seiring pertumbuhan ekonomi dan penduduk, berdampak pula pada peningkatan tumpukan limbah masker terlebih di era pandemi saat ini. “Di dalam penelitian ini kami menggunakan limbah masker medis yang dicuci menggunakan deterjen. Setelah dijemur dan dikeringkan, kemudian dilakukan pembakaran. Untuk cangkang kerangnya, setelah diambil dari pesisir pantai, bersihkan lalu tumbuk hingga halus. Campuran tersebut diolah bersama semen dan air. Campurkan adonan secara merata, setelah itu dicetak ke dalam cetakan paving blok,” papar Anas, salah satu anggota tim.
ADVERTISEMENT
Ia melanjutkan, butuh waktu dua belas jam pengeringan untuk mendapatkan hasil paving blok yang kuat. Bahan-bahan seperti limbah masker, cangkang kerang, air, semen, dan pasir, dengan alat berupa pengaduk semen, cetakan, tongkat pemukul, dan gunting, mampu mengolah sendiri paving blok menggunakan bahan yang ramah lingkungan.
Tim berharap Inovasi seperti ini mampu menciptakan iklim pembangunan ekonomi. Melalui pembuatan paving blok dari limbah sampah, juga bisa menjadi bentuk kolaborasi dalam mencapai SDGs (Sustainable Development Goals) atau pembangunan berkelanjutan. (eka)