Mengenalkan Matematika Sebagai Pembelajaran yang Menyenangkan

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
14 Juni 2022 8:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kuliah Tamu Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang diselenggarakan pada Sabtu, (11-06-2022), mengundang dua pembicara yang sangat ahli di bidangnya. Estina Ekawati, S.Si, M.Pd.Si., selaku Widyaiswara Ahli Madya Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Yogyakarta, dan Tusta Rika Purwanti, S.Pd., yang merupakan alumnus PGSD UAD. Mereka membahas tentang permasalahan pembelajaran Matematika tingkat Sekolah Dasar (SD).
Estina Ekawati, S.Si., M.Pd. Si., pembicara Kuliah Tamu yang diselenggarakan PGSD Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Farida)
Estina menjelaskan mengenai pembelajaran berbasis literasi, numerasi, dan integrasi computational thinking di kelas untuk optimasi Asesmen Kompetensi Minimum (AKM). Computational thinking atau cara berpikir untuk menyelesaikan suatu masalah, salah satunya yaitu dengan Programme for International Student Assessment (PISA). PISA merupakan sistem ujian yang diinisiasi oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia. Setiap tiga tahun, siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak untuk mengikuti tes dari 3 kompetensi dasar yaitu membaca, matematika, dan sains. Tujuan PISA untuk mendorong negara saling belajar satu sama lain mengenai sistem pendidikan sehingga mampu membangun sistem persekolahan yang lebih inklusif secara efektif.
ADVERTISEMENT
“PISA 2022 Mathematics Framework dilihat dari segi konteks kehidupan nyata seperti personal, occupational, societal, dan scientific. Kemudian untuk konten matematikanya yaitu quantity, uncertainty and data, change and relationships, serta space and shape. Topik atau isu yang akan dibahas pada konten literasi dan numerasi contohnya seperti kasus Covid-19, tingkat sebaran, kenaikan, dan kematian,” jelasnya.
Sementara itu, Tusta menyampaikan permasalahan pembelajaran Matematika di SD seperti kemampuan siswa yang berbeda antara satu sama lainnya, pandemi yang menyebabkan lost learning, dan kebijakan pendidikan yang dinamis.
Senada dengan PISA, salah satu cara berpikir untuk menyelesaikan pembelajaran Matematika yaitu dengan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) dan Asesmen Standar Pendidikan Berbasis Komputer (ASPD BK). Penilaian ANBK dilakukan dengan tes meliputi kemampuan literasi dan numerasi. Sedangkan ASPD BK digunakan untuk mengukur capaian kompetensi lulusan dan hasil ASPD digunakan untuk seleksi masuk ke jenjang pendidikan selanjutnya. Namun, ANBK dan ASPD BK cakupannya hanya dalam lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
ADVERTISEMENT
Adapun konten domain numerasi yaitu terdiri atas bilangan, aljabar, geometri, dan pengukuran, kemudian pengolahan data. Terakhir, ia memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran Matematika.
“Solusi yang pernah saya lakukan menghadapi permasalahan tersebut yaitu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, menanamkan bahwa Matematika itu mudah, meminta siswa membuat target pencapaiannya sendiri, serta meningkatkan keterampilan dalam mengelola kelas dan memanfaatkan teknologi,” tutup Tusta. (frd)