Tim UAD Sabet Emas dan Penghargaan Spesial dalam Ajang Internasional

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
24 September 2022 8:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tim ‘Uwuh Jam’ Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Tim ‘Uwuh Jam’ Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Istimewa)
ADVERTISEMENT
Lima mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (UAD) di bawah bimbingan Nur Rifai Akhsan, M.Ed., dosen Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), berhasil meraih medali emas sekaligus special award dalam ajang Word Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) 2022 yang diselenggarakan oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA). Mereka adalah Umair (PBI 2019), Siti Nur Amalia (PBI 2019), Ayu Wahyuni (PBI 2019), Feti Fatimah (PBI 2019), dan Syawal Saputra (Sistem Informasi 2020).
ADVERTISEMENT
Ajang berskala internasional ini berlangsung di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UIN Suka) Yogyakarta pada 22–26 Agustus 2022 yang diikuti sebanyak 254 tim dari 26 negara. Dalam ajang tersebut, Tim UAD menciptakan inovasi berupa produk yang diberi nama “Uwuh Jam: Innovation to Utilize ‘Garbage’ into Ready-to-eat Food and Beverages”.
Disampaikan oleh Amelia, salah satu anggota, bahwa inovasi produk ini merupakan satu-satunya yang ada di dunia. Mereka mengolah wedang uwuh yang biasa dibuat minuman dan dinilai lebih ribet dalam membuatnya, menjadi olahan selai uwuh siap saji. “Inovasi yang kami buat ini berupa selai uwuh yang lebih praktis dibawa ke mana-mana dan bisa dinikmati berbagai cara, seperti dioleskan pada roti atau diseduh secara langsung,” terangnya saat diwawancara melalui pesan WhatsApp pada Selasa, (20-09-2022).
ADVERTISEMENT
Amelia menjelaskan bahwa terdapat beberapa keunggulan dari selai uwuh yang mereka hasilkan. Di antaranya tidak mengubah rasa dari wedang uwuh, bahan-bahan yang digunakan 100% herbal, lebih praktis, bisa dinikmati oleh semua kalangan, serta tidak menghasilkan ampas. Sedangkan ampas hasil ekstraksi dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos tanaman yang mampu meningkatkan unsur pH tanah.
“Kami tetap memasukkan unsur rempah-rempah dari wedang uwuh ketika mengekstraksi menjadi bentuk selai. Selain lebih praktis dan bisa dikonsumsi semua kalangan, produk ini tidak menghasilkan ampas,” ujarnya.
Dari hasil inovasi ini, mereka berharap banyak masyarakat tertarik untuk mengkonsumsi minuman berbahan herbal. “Produk ini dapat menghilangkan stereotip ketika ingin membuat minuman herbal maka yang dibayangkan ribet, tidak tahan lama, dan tidak mudah dibawa ke mana-mana,” tutup Amelia. (guf)
ADVERTISEMENT