Urgensi Manusia Memperhatikan Niat di Setiap Perbuatan

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
2 November 2022 8:07 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Akhmad Arif Rifan, S.H.I., M.S.I., khatib pada khotbah salat Jum’at di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Didi)
zoom-in-whitePerbesar
Akhmad Arif Rifan, S.H.I., M.S.I., khatib pada khotbah salat Jum’at di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Didi)
ADVERTISEMENT
Akhmad Arif Rifan, S.H.I., M.S.I., pada khotbah salat Jum’at, 28 Oktober 2022, di Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menyampaikan beberapa hal penting. Dari kitab Riyad al-Shalihin yang disusun oleh Imam Abu Zakariya Muhyiddin An-Nawawi pada bagian pertama dan hadits yang kedua, yakni perihal ikhlas dan keharusan manusia menghadirkan niat di setiap perbuatan, perkataan, dan kondisi, di sana terdapat pembelajaran yang penting bagi seluruh umat manusia di muka bumi.
ADVERTISEMENT
“Suatu ketika Rasulullah bersabda, akan tiba suatu masa pasukan yang hendak menyerang Kabah. Lalu ketika mereka telah sampai di suatu tanah lapang, Allah menakdirkan pasukan tersebut gugur dengan cara ditenggelamkan seluruhnya.”
Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UAD yang juga tergabung ke dalam Majelis Tabligh Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah itu menegaskan, agar selamat di dunia dan akhirat manusia haruslah cermat dalam berniat ataupun menjalankan perannya sebagai hamba Allah.
“Kemudian Rasulullah mendapat pertanyaan dari Aisyah, istrinya, bagaimana mereka ditenggelamkan seluruhnya? Sedangkan yang berada di pasukan tersebut tidak semuanya bermaksud untuk menyerang Kabah? Maka Rasulullah menjawab, mereka semua ditenggelamkan lalu ketika dibangkitkan di akhirat kelak, setiap dari mereka akan bertanggung jawab sesuai dengan niat mereka kala itu,” ucap Akhmad.
ADVERTISEMENT
Akhmad mengingatkan bahwasanya terdapat pembelajaran berharga dari kisah tersebut, yakni mengenai urgensi manusia untuk memperhatikan niat di setiap perbuatan, perkataan, dan kondisi yang dihadapinya. Selama hidup di dunia mungkin seseorang bisa menutup-nutupi niatnya, penampilan fisik, perkataan, ataupun perbuatan, tetapi kelak di akhirat semua usaha tersebut sia-sia, sebab Allah maha mengetahui atas segalanya.
“Dari apa yang dikisahkan tentang nasib malang pasukan tadi, Rasulullah hendak memberi peringatan kepada kita semua, hambanya, agar tidak turut serta maupun mendukung perbuatan dosa. Sebab, dampak dari perbuatan buruk ini akan meluas sampai kepada seseorang yang sebenarnya tidak tahu-menahu perkara tersebut. Adalah benar di hari akhir semua pembalasan itu terjadi, tetapi musibah, hukuman, dan fitnah yang terjadi di dunia haruslah dihindari sedemikian mungkin,” pungkas Akhmad. (did)
ADVERTISEMENT