Webinar Nasional Cultural Discussion oleh FSBK Universitas Ahmad Dahlan

NEWS UAD
Informasi terkini Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
23 Desember 2021 14:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari NEWS UAD tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai bentuk pencerminan dari tema yang digagas, “Keselarasan dalam Momentum Kemajuan Literasi Budaya”, Milad FSBK ke-24 menggelar acara webinar nasional dengan tajuk “Cultural Discussion” atau diskusi kebudayaan. Acara ini dihelat bersamaan dengan rangkaian upacara penutupan milad.
Dr. Restu Gunawan, M.Hum., pemateri Webinar Nasional Cultural Discussion FSBK Universitas Ahmad Dahlan (UAD) (Foto: Tsabita)
Melalui video konferensi Zoom Meeting dan disiarkan secara langsung di kanal YouTube Universitas Ahmad Dahlan (UAD), webinar dilaksanakan dengan mengundang Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Dr. Restu Gunawan, M.Hum., sebagai pembicara. Candrika Nirajani Averdawati, yang dinobatkan menjadi Diajeng Bantul Tahun 2019, memandu jalannya acara webinar dan bertindak sebagai moderator.
ADVERTISEMENT
Selaras dengan tema besar milad, webinar kali ini membahas “Peran Keberagaman dalam Perkembangan Kebudayaan di Indonesia”. Sebab bersifat nasional, acara tidak hanya diikuti oleh mahasiswa dari UAD saja, tetapi ada juga dari universitas lain seperti UIN Sunan Kalijaga, dan lain-lain.
Acara dibuka dengan premis keberagaman yang tumbuh mengakar dalam diri bangsa Indonesia. Restu menjelaskan bahwa sebagai negara yang terdiri dari ratusan suku bangsa, maka keberagaman adalah hal yang mutlak dan tidak dapat dihilangkan. “Keragaman budaya ini adalah kunci yang akan memperkokoh rasa ke-Indonesia-an kita,” ujarnya.
Lebih lanjut lagi, Restu merasa senang dengan Literasi Budaya yang digagas oleh Milad FSBK kali ini. Menurutnya, ini adalah wujud nyata pelestarian yang perlu terus dihidupkan dan dikembangkan oleh generasi muda. Mulai dari busana adat hingga bahasa daerah, semua bisa disaksikan dalam Cultural Literation 24th. Ia menambahkan bahwa hal itu sudah sesuai dengan prinsip “Lestarikan bahasa lokal, perkuat bahasa Indonesia, dan kuasai bahasa asing”. (tsa)
ADVERTISEMENT