Meningkatnya Kasus DBD, Dosen UM Surabaya Bagikan Tips Ini

Konten dari Pengguna
15 Agustus 2022 13:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus meningkatnya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang menyerang 110 warga di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa hari lalu menjadi pengingat kepada masyarakat agar selalu waspada dan tidak menganggap remeh penyakit DBD. Dari ratusan kasus tersebut, seorang balita berusia 3 tahun dilaporkan meninggal.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, melansir dari detik.com kasus DBD juga tengah meningkat di Kabupaten Bandung Barat (KBB). Berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB sejak Januari hingga Juli 2022 tercatat ada 957 kasus DBD yang ditangani 32 Puskesmas dengan 10 orang di antaranya meninggal dunia.
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang harus diwaspadai karena dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah, muntah disertai darah hingga kematian. Hampir setiap tahun DBD dikatagorikan sebagai kejadian yang mengerikan.
Idham Choliq Dosen Keperawatan Komunitas dan Keluarga, Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menjelaskan penyakit DBD biasanya akan meningkat saat musim hujan.
“Beberapa hari ini , beberapa wilayah di Indonesia mengalami musim hujan, maka kewaspadaan kepada penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) perlu ditingkatkan, khususnya bagi anak-anak sebagai kelompok rentan. Di saat curah hujan semakin meningkat akan memunculkan tempat-tempat perkembangbiakan nyamuk,”ungkap Idham, Senin (15/8/22)
ADVERTISEMENT
Idham menjelaskan strategi pencegahan DBD melalui 3M harus terus tetap dilakukan, yaitu menguras tempat yang sering menjadi penampungan air seperti bak mandi, drum dan tempat penampungan air lainnya. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti bak mandi maupun drum juga mengubur barang bekas di dalam tanah agar tidak membuat lingkungan semakin kotor. Mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk demam berdarah.
“Strategi 3M serta upaya lain juga perlu dilakukan seperti menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras, dan upaya lainnya,”imbuh Idham.
Lebih lanjut lagi, Idham memaparkan bahwa di tingkat RW di beberapa wilayah sudah ada Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang bertanggung jawab untuk melakukan pemantauan nyamuk DBD.
ADVERTISEMENT
"Jumantik harus mengajak masyarakat untuk rutin membersihkan bak mandi, melakukan gotong royong membersihkan lingkungan setiap minggu atau tiap bulan.
Di akhir paparannya Idham menegaskan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan penyakit DBD di cuaca yang tidak menentu seperti saat ini.