1 Siswa Korban Penganiayaan Saat MOS Kerap Mengigau 'Ampun Komandan'

Konten Media Partner
15 Juli 2019 20:36 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung sekolah SMA Taruna Indoensia di Palembang, Sumatera Selatan.
zoom-in-whitePerbesar
Gedung sekolah SMA Taruna Indoensia di Palembang, Sumatera Selatan.
ADVERTISEMENT
Korban dugaan penganiayaan yang terjadi akibat pelaksanaan Masa Orientasi Siswa (MOS) di Sekolah Menengah Atas (SMA) Taruna Indonesia di Palembang, Sumatera Selatan, bertambah.
ADVERTISEMENT
Setelah korban Delwyn Berli Juliando (14) meninggal dunia yang diduga akibat tindak penganiayaan, kini salah seorang orang tua siswa di sekolah tersebut melayangkan laporan atas dugaan kasus serupa ke Polresta Palembang.
Suwito (43), ditemani kuasa hukumnya, mendatangi Polresta Palembang. Menurutnya, anaknya yang juga berstatus siswa baru di sekolah tersebut mengalami dugaan tindak penganiayaan saat MOS. Akibatnya, kini anaknya terbaring di rumah sakit dalam keadaan kritis.
"Nama anak saya, Wiko Jerianda. Saat ini tengah dirawat di RS Karya Asih Sako, Palembang. Kondisinya kritis," kata Suwito, Senin (15/7).
Menurutnya, kondisi Wiko belum sadarkan diri, dan sering mengigau sambil berteriak seolah ketakutan.
"Saat mengigau, anak saya mengucapkan kata-kata seperti 'jangan pukul saya' dan 'ampun komandan," kata Suwito menirukan teriakan anaknya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kuasa hukum korban, Firli Data, mengatakan sudah melayangkan laporan resmi terkait dugaan penganiayaan yang dialami oleh anak kliennya ke Polresta Palembang.
"Laporan secara tertulis sudah kita berikan, dan sudah diterima secara lisan karena korban saat ini masih dalam keadaan kritis," kata Firli.
Sementara itu, pihak kepolisian masih terus mengusut kasus dugaan penganiayaan terhadap siswa baru di SMA Taruna Indonesia tersebut. Kasat Reskrim Polresta Palembang, Kompol Edi Winara, mengatakan telah menetapkan Obby Frisman Arkataku (24) selaku pembina MOS sebagai tersangka.
Menurutnya, tersangka membunuh Delwyn karena perasaan kesal dan menganggap korban bermalas-malasan selama pelaksanaan MOS. Tersangka pun kesal saat korban memaki pelaku yang bersikap kasar kepada dirinya.
"Motifnya kesal, menurutnya korban ini malas-malasan. Korban dikasari, lalu dipukul pakai bambu," katanya.(jrs)
ADVERTISEMENT