BKSDA Sumsel: Harimau Kesulitan Mencari Mangsa di Habitatnya

Konten Media Partner
14 Desember 2019 19:59 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Harimau Sumatera (foto: ShutterStock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Harimau Sumatera (foto: ShutterStock)
ADVERTISEMENT
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) menilai, teror serangan harimau yang terjadi di tiga daerah di Sumatera Selatan, yakni Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, dan Empat Lawang, disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya yakni berkurangnya mangsa satwa liar tersebut di habitatnya. Seperti; rusa, kijang, kambing, dan babi hutan.
ADVERTISEMENT
Kepala Seksi Konservasi Wilayah II Lahat, BKSDA Sumsel, Martialis Puspito, mengatakan perburuan rantai makanan harimau masih banyak terjadi di wilayah hutan lindung Gunung Patah yang termasuk dalam lanskap Taman Nasional Bukit Barisan. Padahal, wilayah tersebut merupakan koridor jelajah sejumlah satwa liar, termasuk harimau.
"Perburuan liar tersebut menyebabkan jumlah mangsa harimau berkurang, dan membuat satwa tersebut kesulitan untuk mencari mangsanya," katanya, Sabtu (14/12).
Matrialis bilang, pihaknya bahkan pernah menemukan tujjuh kepala kambing hutan di wilayah Gung Dempo, Pagar Alam. Padahal, kambing hutan merupakan salah satu satawa buruan harimau yang berada di wilayah hutan lindung tersebut.
"Bahkan babi hutan juga kerap diburu setiap minggu. Jadi berkurangnya mangsa menjadi salah satu dugaan teror harimau ini," katanya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kata dia, Pemerintah Daerah Pagar Alam juga disarankan untuk lebih tepat dalam mengelola objek wisata. Seperti pada daerah Tugu Rimau yang masuk kedalam objek wisata Gunung Dempo, dan juga menjadi jalur pendakian. Padahal, daerah itu merupakan jalur harimau.
"Kami sudah sampaikan kepada pemerintah daerah dan Polres agar lebih memperhatikan lagi tata kelola wisata, karena ini justru bisa menjadi ancaman," katanya.
Matrialis menjelaskan, harimau merupakan satwa yang memiliki wilayah tertorial tersendiri. Sehingga, ia tidak akan keluar wilayah tersebut terkecuali terancam. Saat ini, wilayah jelajah harimau semakin menyempit karena banyaknya perburuan serta perambahan hutan lindung oleh para oknum yang tak bertanggung jawab.
Hal ini dibuktikan dengan semua kejadian seranngan harimau yang belakangan terjadi, dimana semuanya berada di dalam area hutan lindung. Menurutnya, dalam satu hari, harimau bisa menjelajah hingga 20 kilometer, bahkan bisa lebih jika kesulitan mencari makanan.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, dalam sebulan terkahir serangan harimau di menyebabkan lima orang petani menjadi korban, tiga diantaranya tewas, sementara sisanya luka-luka dan harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. (jrs)