IMG-20200512-WA0006.jpg

Candra, Pria Lulusan SMP Pencipta Tangan Bionik Untuk Difabel

16 Mei 2020 1:33 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Candra bersama sahabatnya Sandy saat merakit tangan bionik di kiosnya. (foto: W Pratama/Urban Id)
zoom-in-whitePerbesar
Candra bersama sahabatnya Sandy saat merakit tangan bionik di kiosnya. (foto: W Pratama/Urban Id)
ADVERTISEMENT
Meski hanya menyelesaikan pendidikan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), tak menghalangi kreativitas Candra (25 tahun) dalam menciptakan tangan bionik yang dapat membantu kaum difabel.
ADVERTISEMENT
Berawal dari kemampuan memperbaiki sejumlah barang elektronik, Candra yang gemar di bidang teknologi ini mencoba untuk menciptakan sendiri sejumah robot pada tahun 2014 lalu.
Menurutnya, saat itu robot yang dibuat tergolong standar dan masih banyak kekurangan. Meski begitu, Candra terus berupaya memperbaiki segala kekurangan dari robot-robot ciptaannya.
Inspirasi membuat tangan bionik itu baru muncul di tahun 2018. Hal itu diawali Candra merasa iba terhadap seorang sahabatnya yang harus kehilangan sebelah tangan akibat kecelakaan. Saat itu dia berpikir bagaimana caranya dapat membuat tangan robot hingga bisa dipergunakan sahabatnya itu.
"Awalnya saya terinpirasi dari teman yang kehilangan satu tangannya. Oleh karena itu kemudian saya bertekad harus bisa menciptakan sebuah tangan robot yang dapat diberikan kepadanya," katanya.
ADVERTISEMENT
Salah satu tangan bionik ciptaan Candra. (foto: W Pratama/Urban Id)
Berbekal kemampuan dasar membuat robot dan mencari informasi di internet, Candra yang memiliki kios elektronik di Jalan Soekarno-Hatta, Desa Gasing, Kecamatan Banyuasin, Sumatera Selatan, ini akhirnya berhasil menciptakan tangan bionik pertamanya dalam waktu sekitar dua bulan. Meskipun, menurutnya versi pertama buatannya itu masih tergolong standar.
Hanya saja, jerih payahnya itu terbayar lunas tatkala sang sahabat merasa bahagia dan terbantu dengan adanya tangan bionik ciptaannya. Bahkan, hingga kini tangan buatan itu masih dipergunakannya.
Merasa kemampuannya bermanfaat bagi orang lain, Candra pun kemudian kembali menciptakan tangan bionik dan menyempurnakannya. Hingga kini sudah lebih dari 20 tangan bionik yang telah berhasil dibuatnya. Bahkan, tangan bionik ciptaannya kini dianggap merupakan versi yang lebih smart.
ADVERTISEMENT
Candra menjelaskan, dalam membuat tangan bionik dirinya kini dibantu oleh seorang teman bernama Sandy. Proses pembuatan satu lengan yang kini dinamainya smart bionik itu membutuhkan waktu sekitar 3-4 hari untuk ukuran dibawah sikut. Tapi bila ukurannya full lengan, maka waktu yang dibutuhkan bisa mencapai 3 minggu.
Candra yang tengah merakit tangan bionik. (foto: W Pratama/Urban Id)
"Tangan bionik sekarang ini berbeda dengan versi sebelumnya karena tidak lagi menggunakan sensor otot, melainkan menggunakan sensor kalibrasi buatan sendiri jadi lebih simpel. Tinggal pasang dan dapat bergerak otomatis sesuai keinginan," katanya.
Meski sudah banyak tangan bionik ciptaannya yang dijual karena diminati orang. Tapi pada dasarnya Candra mengaku tidak pernah mematok harga tertentu. Menurutnya yang terpenting dapat membatu orang yang membutuhkan.
"Kadang ada orang yang membeli untuk kepeluan pelajaran dan semacamnya. Bukan untuk digunakan sendiri. Selama ini yang sudah terjual dibeli dengan harga Rp 4-15 juta," katanya.
ADVERTISEMENT
"Bahkan ada beberapa unit lengan bionik yang diberikan secara gratis karena memang orang itu membutuhkanya dan tidak memiliki uang," sambung Candra.
Pembelinya pun, kata Candra, berasal dari berbagai daerah seperti; Jakarta, Kalimantan, dan Bangka. Terkadang ada juga dari luar negeri. Khusus dari luar negeri itu, dirinya hanya memberikan desain dan coding yang dibutuhkan.
Candra mengaku, ingin lebih banyak menciptakan tangan bionik dan memberikannya kepada orang-orang yang membutuhkan. Akan tetapi keinginan itu terkendala dengan biaya serta alat yang kurang memadai untuk proses pembuatannya. Sehingga sampai kini setiap tangan bionik masih diproduksi secara manual di kiosnya itu.
Selain itu, dirinya juga tidak sungan membagikan ilmu yang dimilikinya kepada orang yang ingin belajar. Bahkan, anak-anak yang tinggal di sekitar kios tempatnya bekerja banyak yang sudah belajar untuk membuat robot-robot standar berbasis roda.
ADVERTISEMENT
"Kalau anak-anak yang mau belajar, kita lihat dulu keinginnya lebih ke arah apa, sehingga bisa menagkap apa yang dipelajari lebih cepat. Banyak juga kini yang sudah bisa buat robot-robot standar sendiri," katanya. (jrs)
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten